Manifesto Perlawanan Dalam Novel Kehidupan Mahasiswa Melawan Ketidak Adilan

Berita Acara Diskusi dan Bedah Buku Dengan Tema : Manifesto Perlawanan dalam Novel
Berita Acara Diskusi dan Bedah Buku Dengan Tema : Manifesto Perlawanan dalam Novel
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Pada hari Sabtu, 8 Juni 2024, bertempat di Kedai Kontjo,Jl. Perjuangan Kota Cirebon , diselenggarakan acara diskusi dan bedah buku dengan tema “Manifesto Perlawanan dalam Novel”. Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, penulis, akademisi, hingga pecinta sastra. Diskusi ini bertujuan untuk membedah karya-karya sastra yang mengandung tema perlawanan, baik dari segi politik, sosial, maupun budaya, serta menggali makna dan relevansi tema tersebut dalam konteks masa kini.

Acara dimulai pukul 19.30 WIB dengan , yang menyampaikan pentingnya kehidupan  dalam mencerminkan dan menginspirasi perlawanan terhadap ketidakadilan. Bapa Aghif Afghar A. juga menekankan bahwa diskusi semacam ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru dan memperkaya pemahaman peserta mengenai nilai-nilai perjuangan dalam sastra.

  •  “Sepasang Juang” karya Syafiq Yunensa
  •    Hari/Tanggal  : Sabtu, 08 Juni 2024
  •    Waktu : 19.30 WIB
  •    Tempat  : Kedai Kontjo, Jl. Perjuangan Kota Cirebon
  •    Pengisi acara  : –
  •    Penulis : Muhammad Syafiq Yunensa
  •    Pembedah : Aghif Afghar A.
  •    Moderator  : Vivit Rismawati
  •    Penyelenggara  : Pengurus PMII Komisariat IAIN Syekh Nur Jati Cirebon.

Acara  dibuka oleh moderator, Vivit Rismawati, mengucapkan terima kasih kepada para hadirin dan memperkenalkan tema diskusi malam ini. Ia menyampaikan pentingnya tema “Manifesto Perlawanan” dalam konteks novel “Sepasang Juang” dan relevansinya terhadap kondisi sosial saat ini dengan realita yang ada di masyarakat.

Baca Juga:Kenapa liverpool Memilih Arne Slot Untuk Jadi Pelatih Mereka Ini AlasanyaJangan Ragu Untuk Hidup Sehat !! Begini Cara Menurunkan Darah Tinggi Dalam 5 Menit Dengan Efektif

Aghif Afghar A. sebagai pembedah buku memberikan analisis mendalam tentang “Sepasang Juang”. Ia menyoroti bagaimana novel ini menggambarkan kehidupan mahasiswa yang tidak hanya berfokus pada romansa tetapi juga pada perjuangan melawan ketidakadilan. Beberapa poin utama yang di bahas termasuk, Kenakalan dan Kriminalitas di Sekolah : Riana dan Joni berhadapan dengan siswa yang dekat dengan dunia kenakalan dan kriminalitas saat melaksanakan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di sekolah.

Konflik Agraria di Desa Merdikotani: Pengalaman mereka saat KKN (Kuliah Kerja Nyata) di desa yang tengah mengalami konflik agraria, yang mengubah KKN menjadi “Kuliah-Kerja-Ngelawan”.Lalu dilanjut dengan Muhammad Syafiq Yunensa sebagai penulis memaparkan latar belakang penulisan novel “Sepasang Juang”. Novel ini yang mengisahkan perjuangan dua insan, Riana dan Joni dan 2 lainnya yang berusaha menciptakan masa depan tanpa ketimpangan dan penindasan.

0 Komentar