Mantan Pasien Positif Merasa Ditelantarkan

Mantan Pasien Positif Merasa Ditelantarkan
LAYANI WARGA: Setelah negatif covid 19, Staf Pemerintahan Desa Gebang Kulon, Manon (jaket hitam) sudah kembali beraktifitas dan melayani warga Gebang Kulon, Jumat pagi (6/11) --FOTO: Deny Hamdani/ Radar Cirebon
0 Komentar

 
Sembuh Semua, Desa Gebang Kulon Bebas Covid-19
GEBANG – Ada kabar menggembirakan di Desa Gebang Kulon, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon. Kini, Desa Gebang Kulon bebas dari Covid-19. Itu setelah dua warga Desa Gebang Kulon dinyatakan negatif Covid-19.
Sebelumnya, dua warga positif Covid-19. Namun, pada tes lanjutan warga yang kedua, sekaligus perangkat Desa Gebang Kulon, dinyatakan negatif Covid-19. Perangkat desa yang kini dinyatakan negatif, berbicara terkait dengan pengalamannya terkena Covid-19. Dalam ceritanya, ada pelayanan puskesmas yang terkesan menelantarkan pasien Covid-19 saat isolasi mandiri.
Kasi Pemerintah Desa Gebang Kulon, Manon, yang juga mantan penderita Covid1-19 mengatakan, dirinya tidak mengetahui dari mana tertular virus Corona. “Saya bukan pengantar warga yang terkena Covid1-9. Mungkin mobil yang mengantarkan warga tersebut, selang sehari kemudian, saya gunakan,” ujarnya, kemarin.
Manon sangat terkejut ketika dinyatakan positif Covid1-19. “Setelah tes swab, hasilnya nggak langsung keluar. Selang beberapa hari, hasilnya haru keluar. Kebetulan saya lagi nongkrong, langsung ditelepon sekdes kalau saya positif Covid-19, dan diminta untuk isolasi mandiri,” tuturnya.
Dirinya lalu menjalani isolasi mandiri selama 10 hari. “Setelah 10 hari, saya di-swab lagi pada tanggal 2 November. Hasilnya negatif, dan hasilnya itu baru keluar pada tanggal 3 November,” ungkapnya.
Manon mengatakan, selama tertular Covid-19, dirinya hanya merasakan demam dan flu saja. “Flu dan demam saja, tidak ada batuk dan sesak napas. Namun, selera makan hilang, tidak seperti biasanya. Lalu saya paksa untuk makan,” ungkapnya.
Dirinya sangat kesal dengan puskesmas dan Satgas Covid-19. Sebab, selama menjalani isolasi mandiri, dirinya sama sekali tidak diberi obat atau vitamin. “Yang suruh isolasi mandiri itu puskesmas. Tapi puskesmas sama sekali tidak memberikan obat atau vitamin. Bahkan resep obat juga tidak ada,” ujarnya.
Dirinya merasa ditelantarkan oleh puskesmas selama menjalani isolasi mandiri. “Nggak pernah dikontrol atau diperiksa kondisinya. Tidak ada obat sama sekali. Untung ada Pak Sekdes dan Pak Kuwu yang memberikan obat beserta makanan sehari-hari. Puskesmas kesannya menelantarkan saya yang sedang isolasi mandiri,” ungkapnya.

0 Komentar