Masuk Musim Kemarau, Petani Garam Pantura Mulai Garap Lahan

musim-kemarau
Petani di sentra garam pesisir pantura Kandangahur mulai menggarap lahan garam seiring datangnya musim kemarau. Foto: Kholil Ibrahim/Radarcirebon.id
0 Komentar

INDRAMAYU, RADARCIREBON.ID – Musim kemarau 2023 diprediksi lebih awal, petani garam rakyat di wilayah pesisir pantura Bumi Wiralodra mulai kembali turun menggarap lahan.

Seperti yang terlihat di daerah sentra garam Desa Parean Girang, Kecamatan Kandanghaur.

Petani garam disana sudah mempersiapkan lahan garamnya masing-masing seiring berkurangnya intensitas hujan dan adanya prediksi BMKG bahwa musim kemarau 2023 datang lebih awal.

Baca Juga:Kapolres Indramayu Resmikan Rumah Baru Keluarga Penderita DisabilitasPKBM Luhur Pekerti Patrol Tekan Angka Putus Sekolah lewat Program Jaket 

“Musim kemarau lebih awal sehingga sebagian lahan garam sudah mulai digarap, ada sekitar 100 hektaran,” sebut Darmin, petani garam asal Kecamatan Kandanghaur, Jumat (23/3/2023).

Sejatinya, ungkap dia, persiapan sudah dilakoni sejak awal bulan lalu. Biasa dilakukan petambak garam saat curah hujan sudah mulai berkurang dan musim kemarau 2023 lebih awal.

Hal itu dapat dilakukan mulai masa pancaroba. Namun masih belum efektif dilakukan produksi karena potensi hujan masih ada.

Menurut Darmin, normalnya sejak tahapan persiapan hingga panen garam membutuhkan waktu sekitar 20 hari.

Hanya saja, lantaran masih sering turun hujan, panen garam terpaksa molor. Kalaupun ada yang jadi, hasilnya kurang optimal.

“Ada yang sudah panen tapi hasilnya kurang bagus. Kemungkinannya akhir bulan ini panen garam bisa maksimal dan kualitasnya bagus. Cuacanya bagus, selalu terik, panas,” kata dia.

Darmin dan petani lainnya berharap kondisi cuaca memasuki musim kemarau 2023 normal dan mendukung terhadap produksi garam rakyat.

Baca Juga:Diler DSKM Karangampel Hadirkan Ride Thru Pit Express, Layanan Lebih CepatJadwal Sholat dan Imsakiyah Ramadhan di Kabupaten Indramayu, Kamis 23 Maret 2023

Pihaknya khawatir, hujan masih akan turun sehingga berdampak buruk terhadap hasil produksi garam.

Senada disampaikan Yatno, petani garam lainnya. Jika petani bisa panen garam dalam waktu dekat ini, maka bakal menuai penghasilan yang lumayan.

Sebabnya, harga garam masih bertengger tinggi. Di kisaran Rp5500 per kilogram. “Kalau harganya masih segitu kan, kita bisa berlebaran,” ucapnya.

Yatno memprediksi, tahun ini produksi garam akan jauh lebih banyak dibandingkan dengan tahun lalu.

Hal ini, lantaran musim kemarau tahun ini datang lebih awal dan lebih kering. Sehingga petani memiliki waktu yang cukup untuk memproduksi garam.

0 Komentar