Membangun Wadah untuk Pelaku Pertanian Perkotaan

hidroponik-greenvest-cirebon
Direktur GreenVest, Chiska Nova Harsela di lahan pertanian hidroponik di kawasan Jl Kesambi Raya. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

Peminat metode bercocok tanam hidroponik terus meningkat. Di tengah pandemi covid-19, sektor pertanian relatif tidak terdampak bahkan terus bertumbuh. Karenanya, pertanian perkotaan dinilai bakal dapat terus berkembang.

APRIDISTA S RAMDHANI, Cirebon
SELAMA pandemi permintaan sayuran organik terus meningkat. Bahkan hampir menginjak 70 persen, khususnya untuk segmen pembeli perorangan.
Peningkatan terus dirasakan oleh GreenVest. Yang memfokuskan diri dalam usaha sayuran dengan media hidroponik. Direktur GreenVest, Chiska Nova Harsela menuturkan, suplai sayuran juga telah merambah ke supermarket.
“Sebetulnya dari supermarket sedang menurun, tapi permintaan dari perorangan sedang naik,” tutur Chiska, kepada Radar Cirebon.
Menghadirkan paket sayur bulanan, paket yang diperuntukkan bagi masyarakat perorangan pun meningkat peminatnya di pandemi ini. Dengan sistem pesan antar, biasanya satu hari 2-3 orang kini mencapai 4 hingga 6 orang minimal dalam sehari. “Sehari biasanya mengirim 4-6 pack per orangnya,” tuturnya.
Untuk varian sayuran yang tersedia ada bayam hijau, bayam merah, kangkung, pakcoy, caesin, dan selada. Dalam sebulan, GreenVest bisa menghasilkan hingga 100 kg. Pihaknya pun turut senang seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan sayuran organik ini di tengah pandemi.
Apa yang dialami Chiska adalah kisah sukses dari petani perkotaan. Seiring terus meningkatnya kebutuhan masyarakat akan sayuran sehat.
Merespons ini, sejak 2019 Dinas Pangan Pertanian Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Kota Cirebon telah menghadirkan wadah komunikasi bari para pelaku hidroponik Cirebon. Seiring dengan terus meningkatnya peminat sayuran sehat di tengah pandemi, potensi tanaman hidroponik pun semakin luas.
Kepala Bidang Pertanian dan Peternakan DPPKP Kota Cirebon, Ir Iin Inayati menuturkan seiring dengan mulai banyaknya masyarakat yang bercocok tanam menggunakan metode hidroponik, DPPKP pun menghadirkan wadah komunikasi kelompok Petani Hidroponik Cirebon (PHC).
Kelompok ini sudah dilegalkan sejak Agustus 2019. “Saat itu, banyak pelaku hidroponik, namun belum saling bisa berkomunikasi dan saling support, belum ada wadahnya,” tuturnya.
Akhirnya kelompok ini pun dibuat sebagai sarana forum diskusi. Berjumlah angggota yang aktif sebanyak 20 hingga 30 orang. Anggota yang bergabung merupakan perorangan. Dalam kelompok ini, DPPKP pun kerap memberikan materi terbaru mengenai cocok tanam terutama hidroponik, saat ini melalui webinar. “Di sini juga fungsinya mereka bisa saling sharing dan support untuk tanaman hidroponik,” ungkapnya.

0 Komentar