Membedah Masalah Sanitasi Perumahan di Kota Cirebon

Membedah Masalah Sanitasi Perumahan di Kota Cirebon
0 Komentar

Dia menerangkan, dengan perilaku BABS tersebut, warga di sekitar lingkungan tersebut rawan terkena penyakit saluran pencernaan seperti diare dan lain sebagainya. Karena bakteri ecoli yang terkandung dalam kotoran, bisa menyebar ke mana-mana di sekitar lingkungan yang bersangkutan.
Di tempat terpisah, Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR), Agung Kemal Hasan ST MM menjelaskan, untuk intervensi program yang bisa meningkatkan kebersihan dan sanitasi lingkungan masyarakat, pernah dilakukan pada tahun 2019, bagi 50 rumah yang tersebar di 25 titik pada 10 Kelurahan.
Untuk tahun ini, Kota Cirebon memang sempat mendapatkan program bantuan septic tank individual, melalui dana alokasi khusus (DAK) dari Ditjen Cipta Karya Kementrian PUPR. Dengan sasaran 100 penerima di Kelurahan Argasunya dan Kesenden. Bahkan, persiapan pelaksanana program ini, pihaknya sudah melakukan sosialisasi, rapat-rapat, dan lain sebagainya.
Sayangnya, di perjalanan terjadi pandemi covid-19. “Kita dapat kabar dari Kementerian program itu kena refocusing, dan belum bisa dilaksanakan di awal tahun. Kemudian, bulan Agustus ada tawaran lagi dari kementerian, program ini mau dilaksanakan atau tidak,” ujarnya.
Tapi, berhubung proses yang ditempuh untuk melaksanakan program itu memerlukan waktu cukup panjang, seperti merekrut seleksi tenaga fasilitas lapangan yang mesti terbentuk 2 bulan sebelum pelaksanaan. Pihaknya pada waktu itu yang meminta programnya ditunda kembali, sambil memohon agar program tersebut kembali diberikan di tahun 2021.
Program tersebut, tambah dia, nilainya berkisar di angka Rp1,5 miliar. Terdiri dari Rp500 juta untuk bantuan fasilitasi septic tank individual dengan 100 sasaran, dan sisanya Rp1 miliar untuk pengadaan dua unit mobil penyedot septic tank. (azs)

Laman:

1 2 3
0 Komentar