Mengenal Lie In Gwan, Juragan Minyak Asal Cirebon

lie-in-gwan
Keluarga Li In Gwan yang merupakan pengusaha minyak terkenal di Cirebon. Foto: Dokumen Foto Keluarga Li In Gwan
0 Komentar

Pebisnis unggul bukanlah keturunan, tetapi harus melewati proses kehidupan. Pebisnis unggul dan profesional harus dapat menciptakan peluang di saat tidak ada kesempatan. Setiap detik adalah waktu berharga untuk ciptakan penghasilan. (Memoar Basuky Abdul Kadi/Lie In Gwan)

KHOIRUL ANWARUDIN, Cirebon
PADA tahun 1940-an dan tahun 1970-an daerah Kalibaru, Sukalila, Pasar Pagi, dan Karanggetas adalah pusat perdagangan yang ramai. Sungai Sukalila dan Kalibaru berfungsi sebagai jalur transportasi. Menjadi tempat menaikan dan menurunkan barang dagangan dari Pelabuhan Cirebon ke Pasar Pagi.
Selama kurun waktu itu banyak pedagang yang berjualan di sepanjang Jalan Kalibaru dan Sukalila. Ada Toko Waring yang jual bahan kain dan Toko Olympic. Ada Hotel Asia di Kalibaru Selatan. Ada Rumah Makan Kencana di Jalan Karang Kencana.
Kemudian ada Ong Eng Tjiang Pedagang gula merah di Pasar Pagi Cirebon, Gan Biau Tin pedagang gula merah di Pasar Pagi Cirebon.
Selain beberapa nama pengusaha yang telah disebutkan di atas, pedagang yang tak kalah terkenal adalah Basukya Abdul Kadir. Tokoh pengusaha Tionghoa Cirebon. Hoa Lien In Gwan, nama Tionghoa-nya.
Dia merupakan Konglomerat Cirebon tahun 1930-an, melalui usahanya sebagai agen minyak tanah. Dia juga dikenal sebagai pebisnis unggul yang selalu bisa memanfaatkan kesempatan.
Lie In Gwan lahir di Pekalongan, Jawa Tengah tahun 1909. Awal mula ia terjun sebagai pengusaha adalah ketika ia berjualan palawija (beras, kacang, kedelai, dan lain lain) di Sumber, Kabupaten Cirebon.
Pemerhati Budaya Tionghoa Cirebon, Jeremy Huang menceritakan, pada suatu ketika, Basuky pernah dirampok sampai semua barang barangnya habis. Setelah dirampok, Basuky mengungsi. Berjalan kaki dari Plered ke Cirebon dan kemudian tinggal di Cirebon.
Lie In Gwan memulai kehidupan baru dengan jualan tembakau. Dia juga pernah memproduksi kecap. Sampai kemudian berjualan minyak tanah dan oli di Kalibaru Selatan. Saat  itu ia cukup terkenal di tahun 1945-an sampai tahun 1974.
“Beliau juga dikenal sebagai pengusaha yang rajin dan selalu menolong orang. Makanya usahanya semakin maju dan berkembang,” ucapnya.

0 Komentar