Mengunjungi Taman Belajar di Bantaran Sungai Cikalong

Mengunjungi Taman Belajar di Bantaran Sungai Cikalong
Suasana di Tabalong, Senin sore (1/3). Banyak dikunjungi warga. Dimanfaatkan sebagai tempat untuk swafoto. FOTO: ADE GUSTIANA/RADAR CIREBON
0 Komentar

Yang pegal-pegal bisa mencoba terapi ikan. Cukup membayar Rp3 ribu. Ya, di situ ada kolam ikan untuk terapi. Di sebelahnya ada bibit-bibit tanaman. Siap tanam. Sekaligus sebagai green house atau rumah hijau. Meski diakui belum sempurna.
Ke depan masih akan terus dilakukan pembugaran. Pengurus sempat terpikir akan melakukan instalasi tanaman hidroponik –yang media air itu. “Di sini saya selaku kuwu. Ada juga kepala sekolah. Ya, hanya istilah dari kita-kita saja,” seloroh Agus Rahmat lagi.
Juga ternak kelinci. Baru ada 10 ekor. Masih akan terus berkembang biak. Salah dua kelinci itu biasa dijadikan mainan anak-anak. Karena kandang sengaja dibuat terbuka. Sehingga bisa disentuh. Akses jalan selain hamparan rumput, juga dialasi paving block. Ini akses jalan utama. Lebarnya sekitar 1 meter. Cukup untuk jalan bergandengan –sejajar dengan pasangan.
Taman di Kelurahan Larangan, Kecamatan Harjamukti, itu juga dilengkapi toilet. Lalu musala. Kepala sekolah Tabalong, Mulyana, mengatakan, taman belajar tersebut bukan tempat wisata. Sehingga wajar tak ada biaya tiket masuk. Tabalong, kata pria yang akrab disapa Bulu itu, buka setiap saat. Setiap waktu. Selama 24 jam. Yang ingin berkunjung silahkan saja.
Tabalong milik bersama. Asal sama-sama menjaga. Agar tetap bersih. Menyoal kebersihan juga salah satu yang dipermasalahkan mereka yang sehari-hari di lokasi tersebut. Kuwu dan kepala sekolah itu, tak jarang menginap di Tabalong. Sehingga wajar kalau mereka risih jika ada pengunjung yang kerap membuang sampah sembarangan. Padahal sudah ditempatkan tong sampah di sekitar situ. Pengingat melalui tulisan, pun sudah dilakukan.
Jika masih terjadi, ada yang membuang sampah sembarangan, Agus Rahmat dan Mulayana tidak menegur secara langsung. Mereka memperingatkan secara halus. Namun pesan jangan buang sampah sembarangan tetap tersampaikan.
Yaitu dengan cara mengambil sampah yang baru saja dibuang, sepenglihatan orang yang membuangnya. Sehingga orang tersebut akan merasa tidak enak hati. Merasa bersalah. “Namun ada juga yang tidak peduli,” kata Agus, mengelus dada.
Tabalong masih dalam pengawasan BBWS Cimancis. Ke depan masih terus akan dilakukan pengembangan. Salah satunya adalah membuat jembatan di antara Sungai Cikalong yang memisahkan. Jembatan itu terhubung dengan lahan kosong yang dekat dengan pemukiman warga. Masih milik BBWS Cimancis.

0 Komentar