Mutasi di Depan Mata

uji-kompetensi-eselon-II-kota-cirebon
Kepala DSP3A saat mengikuti assessment untuk eselon II. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

CIREBON – Sembilan pejabat eselon II mengikuti uji kompetensi. Tak hanya itu, dilaksanakan pula assessment dengan panitia seleksi. Dalam kesempatan itu, mereka diuji sekaligus memaparkan kinerjanya selama menjabat kepala dinas.
Sembilan peserta uji kompetensi tersebut antara lain; drh Maharani Dewi, Ir Hj Yati Rohayati, Sutisna MSi, Drs Jaja Sulaeman MPd, Ir Yoyon Indrayana MT, Drs Sumantho, Drs Andi Armawan, Adam Nuridin dan Iing Daiman MSi.
Sementara panitia seleksi terdiri dari Drs H Agus Mulyadi MSi, Agus Herdyana, Drs H Hasanudin Manap MM, Prof Guntoro, dan Dr Mukarto Siswoyo MSi. Mereka menguji makalah dan melontarkan sejumlah pertanyaan kepada peserta uji kompetensi.
Salah satu peserta, Andi Armawan mengaku memaparkan makalah terkait kepemimpinan adaptif di tengah pandemi covid-19. Termasuk kinerja dirinya selama menjabat di Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Sementara Drs Sumantho baru pertama kali ikut uji kompetensi eselon II. Sebelumnya, dia memang pernah mengikuti ujian serupa. Tetapi ketika itu untuk kandidat sekda. “Ini pertama sebagai eselon II,” kata Sumantho.
Berbeda dengan Adam Nuridin, dirinya mengikuti uji kompetensi untuk kedua kalinya. Selama uji kompetensi dia ditanya tentang pengalaman, prestasi damkar, dan situasi di dinas yang dipimpinnya.
Dia memaparkan terkait dengan kekurangan armada. Mobil damkar memang ada 7 uni, tapi yang layak pakai hanya 2. “Mobil damkar usia rata-ratanya di bawah tahun 2000. Ada yang tahun 1994, 1997,” katanya.
Sementara Sutisna juga membeberkan hal serupa. Penguji menanyakan pengalaman di jabatan sekarang. Kemudian mempresentasikan makalah yang dibuat.
Anggota Pansel Prof Dr Ir Guntoro menyampaikan, dilihat dari interview dan pemaparan yang dilakukan, rata-rata kepala dinas bisa bekerja cepat. Namun demikian bukan berati tanpa catatan. Di eselon II ada 3-4 orang menonjol. “Ini ditunjukkan saat kita wawancara lebih visioner, cakap, responsif,” katanya.
Anggota Pansel, Dr Mukarto Siswoyo MSi menambahkan, pansel bukan penentu tetapi memberikan masukan. Karenanya, dia berusaha mengeksplorasi dan ketrampilan yang dimiliki. “Yang kami cari adalah menempati cocoknya  lebih di mana. Si A punya kemampuan tertentu misalnya,” tuturnya.

0 Komentar