New Normal yang Mengubah Tradisi Pernikahan

wedding-new-normal-cirebon
Resepsi pernikahan saat penerimaan tamu dengan menerapkan jaga jarak. Foto: AriesD WO/Radar Cirebon
0 Komentar

Dengan adanya pembatasan aktivitas orang banyak, pernikahan kini hanya digelar dengan akad dan resepsi kecil atau saat ini disebut dengan ramah tamah. Karena sebagian besar digelar di rumah, tentu tamu juga terbatas, dan waktunya pun lebih dipersingkat.
“Biasanya akad pagi mulai jam 08.00 dengan durasi 2 jam langsung dilanjutkan dengan ramah tamah maksimal 3-4 jam. Mempelai juga tak berganti gaun, langsung menuju ramah tamah,” jelasnya.
Konsep ini pun tentu dibalut dengan protokol pengamanan Covid-19, diantaranya seperti penggunaan masker untuk seluruh tamu yang hadir, penyediaan sarana cuci tangan dan handsanitizer di saat akan masuk kemudian pengecekan suhu tubuh.
Pembatasan tamu juga dilakukan, misalnya untuk akad sendiri maksimal tamu dan keluarga yang hadir hanya berjumlah 30 orang. Adapun untuk jumlah tamu yang hadir dalam ramah tamah maksimal 200 orang.
“Jumlah 200 orang ini juga kita lakukan sistem per jam, jadi masing-masing undangan berbeda jam nya, sehingga mereka datang sesuai jam yang disesuaikan dan tak ada penumpukan banyak orang,” bebernya.
Meski pernikahan selama pandemi ini banyak digelar di rumah, namun kini beberapa calon pengantin mulai melirik hotel yang sudah mulai beroperasi untuk melangsungkan akad dan ramah tamah. Imam pun menyarankan acara digelar di outdoor. “Hal ini kami sesuaikan dengan protokol kesehatan,” jelasnya.
Lanjutnya, hingga saat ini jumlah pernikahan pun mulai naik. Sejak Juni pernikahan mulai digelar. Setidaknya sepanjang Juni ada 35 pernikahan yang digelar dengan sederhana dan simpel menggunakan protokol keamanan Covid-19.
Bahkan, 70 presen dari angka tersebut bukanlah pernikahan yang sebelumnya ditunda karena pandemi, namun melainkan klien barunya. “Secara kuantitas memang naik jumlahnya, namun kualitas turun karena biaya untuk menikah di tengah pandemi ini memang lebih rendah, hal ini dikarenakan jumlah tamu pun sedikit,” jabarnya.
Dalam masa new normal ini, Imam pun terus mengedukasi bahwa pernikahan yang sesungguhnya memang terpenting pada prosesi akad. Adapun ramah tamah atau resepsi sejatinya digelar dengan kerabat dekat dan sanak saudara. “Setidaknya saat ini, kami bisa sekaligus mengedukasi arti sesusngguhnya pernikahan bukan hanya dari gengsi resepsi, namun sakral dan momentumnya,” tukasnya.

0 Komentar