Operasional Wisata Masih Ngambang

Operasional Wisata Masih Ngambang
PENEGASAN: Bupati Kuningan H Acep Purnama menegaskan agar para pengelola usaha jasa pariwisata jangan terburu-buru buka. FOTO: TATANG ASHARI/RADARKUNINGAN
0 Komentar

KUNINGAN – Pengusaha jasa pariwisata, kembali harus gigit jari. Kepastian waktu buka operasional dalam menghadapi new normal, ternyata masih ngambang. Hal itu terungkap pada rapat koordinasi (rakor) khusus kepariwisataan lanjutan di Ruang Linggajati Setda, Senin (15/6).
“Entah besok atau lusa bisa dibuka, kita tunggu. Bisa jadi akhir pekan ini, pengelola wisata kan bisa beres-beres dulu itu,” ujar Bupati H Acep Purnama di sela memimpin rakor.
Ia meminta pengelola wisata menyiapkan terlebih dahulu sarana dalam penerapan protokol kesehatan. Seperti masker, thermo gun, handsanitizer, dan lain-lain. Sebelum buka operasional, Ia akan meminta dulu komitmen dari pengelola jasa pariwisata. Termasuk komitmen pembatasan pengunjung, atau dibuat ship.
Bupati juga akan menempatkan tim gabungan untuk patrol dan pengawasan di setiap objek wisata. “Tim akan mengawasi penerapan protokol kesehatan, hingga mengatur jumlah pengunjung, melalui kontrol tiket,” tandas bupati.
Ia merasakan, pengusaha ingin buru-buru buka dengan alasan terdampak. Ditegaskan, semua pihak terdampak, termasuk dirinya sebagai bupati. Masyarakat tiga bulan seperti dikungkung, dikurung. Tidak bisa kemana-mana. Kalau keluar, inginnya melampiaskan pergi bebas kemana-mana.
“Saya merasakan, apa yang masyarakat atau pengusaha rasakan. Tapi mohon juga semua merasakan tanggung jawab besar kami,” pinta bupati.
Tanggung jawab ini, tidak main-main. Ia bahkan sudah mengintruksikan para camat yang di wilayah kerjanya ada objek wisata untuk di kontrol. Kalau bisa menginap di sana. Ia tidak ingin Kuningan yang sudah zona biru, mendadak berubah masuk zona merah hanya gara-gara dibukanya objek wisata tanpa mengikuti protokol kesehatan.
“Maka, saya ingin minta komitmen dulu. Kuncinya, bisa nggak kita mengendalikan. Kalau siap, segera buka. Jika tidak bisa mengendalikan, terpaksa harus tutup lagi,” tegas bupati.
Sekda Dr H Dian Rachmat Yanuar, menambahkan, komitmen pengelola usaha jasa pariwisata sesuai konsep disporapar, harus menandatangani dulu fakta integritas taat protokol kesehatan menjelang buka operasional. “Di fakta integritas juga ada sangsi. Bagi pengelola tidak patuh, usahanya akan ditutup paksa kembali,” jelas sekda.(tat)

0 Komentar