Parkir Non Tunai Sepi Peminat

parkir-non-tunai-qr-code-jl-pagongan
Petugas parkir di Jl Pagongan menunjukkan QRIS untuk metode pembayaran parkir cashless, Rabu (26/8). Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

CIREBON – Penerapan parkir menggunakan QRIS di Jalan Pagongan belum mendapatkan respons dari masyarakat. Dalam dua hari penerapannya, baru segelintir yang menggunakan akses non tunai saat membayar parkir.
Ada 11 juru parkir di Jalan Pagongan yang mendapatkan QRIS dan berseragam biru khusus. Mereka bertugas melayani pembayaran parkir non tunai. Dadi (33) salah satunya. Dia mengungkapkan, danya QRIS untuk pembayaran parkir memang jauh lebih praktis. Namun kendalanya adalah waktu transaksi.
“Tidak bisa transaksi bersamaam, harus satu-satu sedangkan biasanya masyarakat tidak mau sabar menunggu. Proses pembayaran mengenakan QRIS membutuhkan waktu sesuai dengan jaringan pemilik handphone,” kata Dadi, kepada Radar Cirebon, Rabu (26/8).
Ia mengungkapkan, dalam dua hari diterapkannya QRIS, masyarakat belum semua mengenakan metode pembayaran ini. Masih ada yang membayar tunai. Namun tak sedikit juga yang mengapresiasi adanya pembayaran dengan non tunai ini. “Rata-rata yang pakai mobil yang mau bayar pakai QRIS, di hari pertama saya menerima pembayaran via QRIS 3 pengendara, di hari kedua juga 3 pengendara,” terangnya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon, Bakti Artanta menuturkan Jalan Pagongan dipilih sebagai penerapan pertama parkir bahu jalan dengan QRIS, dengan pertimbangan wilayah ini sangat potensial. Sehingga diharapkan program berhasil dan banyak tersosialisasikan, mengingat cukup banyak kendaraan yang parkir di bahu jalan ini.
Di sisi lain juga untuk meningkatkan pendapatan daerah secara transparan. “Kalau ini dianggap berhasil akan diterapkan juga di beberapa titik di Kota Cirebon, seperti Siliwangi,” katanya.
BI juga Dishub akan terus mengevaluasi perkembangan penggunaan pembayaran non tunai ini setiap seminggu sekali. Di sini, petugas parkir berlaku sebagai merchant. Diharapkan program ini bisa berjalan dengan baik guna mendorong transaksi non tunai dan menghindari adanya kontak langsung selama pandemi ini.
Sementara itu, hingga saat ini penggunaan QRIS di Jawa Barat berada di peringkat nomor 1 terbanyak dengan jumlah pengguna sebanyak 800 ribu pengguna. Sedangkan di Ciayumajakuning jumlah penggunanya sekitar 76-77ribu pengguna.
Saat ini QRIS sudah diterapkan di berbagai merchant makanan dan minuman, fashion, UMKM, pusat perbelanjaan, masjid, pasar tradisional, dan parkir bahu jalan. “Kami juga sedang menyiapkan pembayaran KIR melalui QRIS,” tukasnya. (apr)

0 Komentar