Pasar Dadakan Bima Masih Dilarang

Pasar Dadakan Bima Masih Dilarang
DISEGEL: Satpol PP Kabupaten Kuningan tegas menyegel Parabox Café karena belum memiliki izin operasional, kemarin (9/6). FOTO: TATANG ASHARI/RADAR KUNINGAN
0 Komentar

CIREBON – Pasar kaget Kawasan Stadion Bima (KSB) setiap Minggu pagi mulai kembali ramai. Padahal, larangan masih diberlakukan pemerintah seiring penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Proporsional.
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) berencana stand by sejak subuh untuk memberikan sosialisasi, agar pedagang pasar kaget dapat mematuhi kebijakan PSBB.
Kepala Satpol PP Kota Cirebon Drs Andi Armawan menjelaskan, pihaknya sudah berkoordinasi membahas persoalan ini. Sebab pada beberapa Minggu pagi terakhir, sudah mulai bermunculan pedagang yang berjualan di Kawasan Stadion Bima.
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan perwakilan pedagang dan tokoh pedagang yang dituakan di sana, untuk memberikan pemahaman dan meminta pengertiannya. Supaya dalam beberapa saat ke depan dapat menahan diri dulu, hingga keadaan dinyatakan normal, dan ada kebijakan baru yang bisa melonggarkan aktivitas tersebut.
“Mungkin lebih ke pendekatan persuasif, itu yang paling utama. Kita juga tidak bisa menyalahkan mereka. Upaya kita untuk menerapkan aturan ini juga sudah optimal. Mungkin kemarin-kemarin informasinya belum sampai kepada mereka,” ujar Andi, kepada Radar Cirebon, Jumat (19/6).
Ketika melakukan pengawasan pada Minggu pagi pekan lalu, pihaknya mendapati kawasan tersebut memang sudah terdapat banyak pedagang yang sudah telanjur menggelar lapak barang dagangannya. Dilakukannya penertiban secara frontal juga bukan solusi yang baik pada waktu itu.
“Kalau besok memungkinam kita hadir lebih awal (lebih pagi). Memberi pengertian dan pemahaman kepada para pedagang secara baik-baik,” ungkapnya.
Salah satu dari pedagang Kawasan Stadion Bima, Syaiful mengaku, sudah lama tidak berjualan di pasar kaget Minggu pagi di Stadion Bima. Penjual produk alas kaki ini memilih untuk mentaati imbauan dan anjuran dari pemerintah untuk tidak berjualan dulu di kawasan tersebut hingga ada kebijakan terbaru yang membolehkan kembali.
“Buat saya sih tidak ada masalah, karena memang anjurannya seperti itu. Lagipula usaha di situ hanya tambahan. Di situ omzetnya sebetulnya lumayan,” tutur dia.
Salah satu warga Nur Sari merupakan yang rutin melakukan aktivitas olahraga Minggu pagi di Kawasan Stadion Bima. Dia berharap ada kelonggaran secara bertahap, minimalnya pedagang makanan minuman masih tetap dibolehkan berjualan.

0 Komentar