Pecah Telur ”Langganan” Open Bidding

kadis-baru-kota-cirebon
0 Komentar

Pelantikan empat pejabat eselon II di lingkungan Pemerintah Kota Cirebon menghadirkan cerita tersendiri. Dari para kandidat terpilih, rata-rata berulang kali ikut open bidding dan baru kali ini berhasil.

ABDULLAH, Cirebon
AGUNG Sedijono sudah 4 kali ikut open bidding. Tapi baru sekarang terpilih sebagai eselon II. Begitu juga Kadini yang mengikuti open bidding hingga 3 kali. Sedangkan Edi Siswoyo dan Santi Rahayu masing-masing dua kali ikut proses seleksi terbuka.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Edi Siswoyo menyebutkan, terpilih melalui open bidding merupakan amanah. Karenanya, ia akan berupaya menjalankan program yang telah berjalan di Satpol PP. Termasuk pekerjaan rumah yang belum tuntas. “Pak Andi kemarin sudah bekerja sangat baik. Ini akan kita teruskan. Saya akan koordinasi ke dalam dulu,” tutur Edi, yang mengaku baru mendapatkan surat undangan pelantikan pukul 22.00 WIB, Kamis (8/10).
Agung Sedijono mengakui sudah empat kali ikut seleksi dan baru pecah telur sekarang ini. Baginya mengikuti open bidding adalah sebuah upaya. Ia pun berusaha maksimal di setiap prosesnya. Termasuk ketia diwawancara oleh panitia seleksi, membuat makalah dan lainnya.
Dalam proses seleksi itu, Agung memaparkan Cirebon Hijau dalam Visi Sehati. Tipologi hijau beragam. Mulai sempadan jalan, perumahan, taman, hutan kota dan jalur hijau jalan.
Dalam hal jalur hijau, ada tiga kewenangan yakni pemkot, pemprov dan pusat. Berarti yang diperkuat adalah koordinasi dengan pihak terkait. “Misalnya pohon roboh. Warga kan tahunya telpon pemkot. Padahal secara kewenangan jalan itu kewenangan provinsi atau pemerintah pusat. Nah jadi kuncinya di koordinasi,” terangnya.
Dalam tugasnya sebagai kepala DPRKP, Agung mengaku akan berusaha menginventarisir persoalan yang ada. Misalnya penataan Kawasah Kumuh Panjunan. Proyek ini bisa dikatakan mandek karena beragam persoalan. Namun, ia yakin ada solusi. “Tidak ada masalah yang tidak bisa dipecahkan, dan saya harus yakin bisa menyelesaikan itu,” tukasnya.
Kemudian di 100 hari pertama ada beberapa hal yang berusaha diwujudkan dari Visi Hijau itu. Misalnya, koridor Pasuketan yang nampak gersang. Akhir Desember ia akan berusaha mewujudkan satu miniatur kawasan hijau di situ. “Insya Allah akan kelihatan enak dipandang mata. Tidak Mesti APBD tapi bisa CSR yang penting transparan,” katanya.

0 Komentar