Pemdes Lestarikan Mapag Tamba

Pemdes Lestarikan Mapag Tamba
RITUAL TRADISI: Perangkat Desa Kiajaran Wetan bersiap-siap lakukan upacara adat Mapag Tamba mengelilingi seluruh areal persawahan desa setempat, kemarin. ISTIMEWA/RADAR INDRAMAYU
0 Komentar

 
LOHBENER- Pemdes Kiajaran Wetan Kecamatan Lohbener terus melestarikan ritual Mapag Tamba. Yakni tradisi warisan leluhur berupa ritual yang dilakukan warga setelah padi berumur 40 hari setelah masa tanam.
Pantauan di lapangan, Rabu (16/2), perangkat desa bersama warga Desa Kiajaran Wetan melakukan ritual mengelilingi desa mereka dengan membawa batang bambu yang berisi air tamba yang berasal dari 9 mata air.
“Mapag Tamba adalah salahsatu bagian dari rangkaian budaya agrari pada kalender tani di desa-desa khususnya Indramayu, dimulai dari sedekah bumi, Mapag Tamba dan ditutup dengan Mapag Sri yang sudah ada sejak zaman dulu,” jelas Kuwu Kiajaran Wetan Ondi Casudin kepada wartawan koran ini.
Menurutnya, tradisi Mapag Tamba bisa disebut tolak bala. Dijelaskannya, dalam prosesi Mapag Tamba, setiap perangkat desa membawa bilah bambu yang berisi sembilan mata air yang diambil dari berbagai sumber mata air yang merupakan peninggalan leluhur ditambah dengan tanah tamba dari Desa Lemah Tamba Cirebon.
“Pada umumnya masyarakat menyebutnya dengan air suci, yang sebelumnya diambil dari sumur tua termasuk air laut,” ujarnya.
Lebih lanjut, dikatakan Ondi, dalam pelaksanaan tradisi mapag tamba, sejumlah perangkat desa yang bertugas membawa air tamba atau air suci dibagi dua kelompok dan disebar ke berbagai penjuru desa.
Masing-masing kelompok, sambungnya, akan berjalan dengan menempuh jarak yang telah ditentukan secara bersama-sama, sampai seluruh penjuru desa khususnya areal pesawahan agar terkelilingi semua.
“Air dalam batang bambu dibawa pamong desa atau disebut Wadiyabala Nibakena Tamba dan ditebar di setiap sudut perbatasan desa, khususnya di areal persawahan. Dan dalam selama prosesi berlangsung tidak diperkenankan berbicara dan tidak boleh menengok kebelakang,” jelas Ondi.
Menurutnya, tujuan Mapag Tamba ini sebenarnya sebagai ucap syukur, sekaligus memohon doa keselamatan bagi warga termasuk untuk tanaman padi para petani jauh dari hama dan bencana supaya pertaniannya berhasil dan melimpah.
Malam sebelum acara Mapag Tamba, kata Ondi, pemerintah desa bersama lembaga, ulama, tokoh masyarakat, pemuda mengadakan tahlil bersama demi kelancaran kegiatan ritual.

0 Komentar