INDRAMAYU, RADARCIREBON.ID – Kepolisian Resor (Polres) Indramayu mewaspadai lima pasar di jalur arteri pantai utara (pantura) Bumi Wiralodra saat arus mudik Lebaran 2023.
Kelima pasar yang berada di Kecamatan Sukra hingga Sukagumiwang itu diprediksi akan menjadi titik kepadatan arus lalu lintas.
Akibat aktivitas masyarakat maupun pedagang yang bisa menjadi pemicu terjadinya kemacetan kendaraan.
Baca Juga:DLH Cirebon Kebut Bersihkan Sampah di Jalur Mudik Lebaran 2023EKONOMI Masih Labil, Pemprov Jabar Kucurkan Rp10 Miliar untuk Operasi Pasar Murah
Kelima pasar itu adalah Pasar Sukra, Pasar Patrol, Pasar Eretan, Pasar Cilet, dan Pasar Telukagung.
Oleh karena itu, Polres Indramayu akan mendirikan Pospam beserta puluhan petugas untuk menjaga dan mengatur arus lalu lintas di lima titik pasar tersebut.
“Kami sudah mapping titik-titik trouble spot yang ada di jalur Pantura, memang di antaranya itu adalah pasar-pasar. Nantinya ditempatkan petugas untuk memberikan pelayanan pengaturan arus lalu lintas disana,” kata Kapolres Indramayu, AKBP M Fahri Siregar, kemarin.
Momen mudik 2023 ini, sebut Kapolres, diprediksi akan terjadi lonjakan pemudik hingga mencapai 103,46 juta orang atau ada peningkatan sebesar 83,6 persen.
Mengingat, untuk lebaran tahun ini tidak akan diberlakukan lagi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) seperti saat pandemi Covid-19 lalu.
Strategi Polres Indramayu mendirikan Pospam dan menugaskan petugas khusus di kawasan pasar diapresiasi warga. Pasalnya, gangguan kelancaran lalu lintas kerap terjadi disana.
Paling mengkhawatirkan adalah akibat oknum warga yang menyeberang jalan sembarangan.
Kondisi ini terjadi lantaran dikawasan pasar minim sarana penyeberangan. Seperti zebra cross maupun jembatan penyeberangan orang.
Baca Juga:Polres Indramayu Musnahkan Jutaan Petasan Siap EdarAnggota DPRD Indramayu Terseret Kasus Kredit Macet BPR KR Rp141 Miliar
“Jadinya banyak warga yang nyebrang jalan sembarangan. Bisa menjadi ancaman tersendiri bagi kelancaran arus kendaraan,” kata Nanang, salah seorang warga.
Dari pengalamannya, kesadaran warga masih cukup rendah dalam menjaga keselamatannya saat hendak menyeberang jalan. Warga kerap nyelonong sendiri tanpa meminta bantuan petugas yang sebenarnya bersiaga untuk membantu mereka.
Warga terutama yang menggunakan kendaraan juga sering memanfaatkan celah median jalan untuk menyebrang dari lajur satu ke lajur lain secara mendadak.