Pengawasan BPNT Ada di Tikor Kecamatan

0 Komentar

SUMBER – Pengawasan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kabupaten Cirebon ada di tim koordinasi (tikor). Itu menjadi tanggungjawab tikor, yang tersebar di 40 kecamatan.
Ketua Tikor Kabupaten Cirebon, Drs Rahmat Sutrisno MSi mengatakan, semua pengawasan program bantuan sosial dari pemerintah pusat dilimpahkan ke tikor tingkat kecamatan masing-masing. Sehingga, apa yang diawasi bisa lebih maksimal dan optimal, pengawasan juga lebih dekat.
Untuk menyelesaikan masalah penyaluran BPNT di lapangan, kata Rahmat, pihaknya akan melakukan rapat bersama pihak terkait.
“Untuk pengawasannya ada tikor kecamatan. Kita delegasikan tikor kecamatan supaya lebih dekat pengawasan distribusinya, kualitasnya, dan lainnya,” ujar Rahmat kepada Radar Cirebon, kemarin (19/11).
Pria yang juga Sekretaris Daerah Kabupaten Cirebon tersebut menjelaskan, terkait munculnya dugaan banyak oknum yang bermain dan melanggar aturan dalam penyelenggaraan BPNT, pihaknya pasti akan memberikan sanksi jika memang dugaan tersebut terbukti. Sanksi yang akan diberikan sesuai dengan apa yang telah dilanggar pelaku. Termasuk dugaan monopoli supplier BPNT hingga banyak komoditi pangan lokal tidak terakomodasi.
Apalagi dugaannya ada beberapa supplier yang dari luar Kabupaten Cirebon. Meski demikian, kata Rahmat, nanti bisa dibicarakan dengan pihak E-Warung. Sebab, yang mempunyai kewenangan menentukan supplier adalah E-Warung.
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, Siska Karina mempertanyakan pengawasan yang dilakukan Sekda Rahmat selaku ketua Tikor BPNT tingkat daerah. Harusnya, kata dia, sekda mampu mengatasi masalah yang muncul ke publik.
“Sesuai dengan pedoman umum (pedum), ada tikor yang ketuanya adalah sekda,” tuturnya.
Menurutnya, untuk menyelesaikan masalah, harus duduk bersama antara tikor, DPRD, serta lainnya. Hal itu agar pelaksanaan program BPNT tidak bermasalah dan mengikuti pedum yang ada.
“Paling tidak, ada komoditas pangan lokal yang diakomodasi. Seperti ikan, atau tempe, juga bisa diakomodasi sebagai komoditi pangan lokal,” pungkasnya. (sam)

0 Komentar