Bukan hanya tenda yang dibawanya dalam perjalanan ini. Beragam alat kemah seperti alat masak dan lainnya dibawa juga. Yang unik, keduanya pun memakai jeriken sebagai tas dia kedua sisi sepeda. Jeriken ini berisi beragam macam kebutuhan seperti baju dan lainnya.
Di bagian sisi depan juga terdapat dua jerigen kecil berisi air minum. Keduanya memilih menggunakan jeriken sebagai tas karena harganya ekonomis. Juga sebagai campaign zero waste. Perlengkapan yang digunakan sebisa mungkin memanfaatkan barang bekas yang bisa didaur ulang untuk mengurangi limbah tak terurai. “Ini juga waterproof, saat hujan barang-barang yang kami bawa di dalam jeriken tentu aman,” jelas Rafli.
Hingga saat ini, perjalanan yang ditempuh keduanya dari titik nol Jogjakarta sudah sejauh 410 km. Menuju Sabang, tentu perjalanan masih sangat jauh. Diperkirakan 3 ribu kilometer. Dengan waktu tempuh 2-3 bulan.
Mendapatkan pengalaman baru yang menyenangkan, diakui keduanya didapatkan dalam bikepacker kali ini. Bisa mendengarkan musik dan membaca buku disaat menemukan tempat menginap yang tenang dan nyaman.
Meski harus lelah dengan jarak tempuh keduanya mengaku senang bisa bertemu budaya baru di setiap kotanya.
“Saya miris saat perjalanan masih melihat banyak sampah menumpuk. Baunya sangat menyengat, padahal kalau semua sadar lingkungan takan ada seperti ini. Sempat saya juga melihat pengendara mobil yang sengaja melempar botol minum plastik ke luar kaca mobil, kesadarannya untuk cinta lingkungan masih sangat minim,” kata Maia.
Perjalanan keduanya pun bisa dilihat di instagram pribadinya di @maia_lan dan @purnamarafli_ . Perjalanan di Pantura sangat menantang dengan beragam mobil besar di sepanjang jalan. Setelah ini keduanya pun akan melanjutkan perjalanan ke Pamanukan, diteruskan ke Merak, Banten. (*)
Perjalanan Jogja-Sabang, Bikepacker Spanyol Maia Lan dan Rafli Purnama
