Rindu Pasar Pagi 20 Tahun Lalu

pgc-pusat-grosir-cirebon
Suasana di lantai dasar Pasar Pagi tempat pedagang sandang berjualan, Senin (12/10). Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

CIREBON – Ujang (45) masih ingat betul betapa riuhnya Pasar Pagi Cirebon, tahun 2000-an. Ketika itu, hari harinya disibukan dengan melayani pembeli. Namun peristiwa itu tinggal memori. Selang 20 tahun kemudian, kondisi pasar berubah drastis.
Padahal saat itu, kata Ujang penataan pasar pagi masih belum sebaik sekarang. Dulu saat hujan turun, kondisi pasar sering becek. Antara kios pedagang pakaian, gudang dan pedagang makanan juga masih bisa berada dalam lokal yang sama. Ia yang berjualan pakaian pun sering kali mendapatkan ‘kiriman’ asap dari pedagang sate yang berada di sebelah kiosnya.
“Tapi walaupun kondisinya kurang nyaman, tapi pembelinya selalu ramai. Kadang suka lupa makan, saking sibuknya melayani pembeli,” kata Ujang, mengenang massa lalu.
Saat ini, kata Ujang, kondisi Pasar Pagi sudah cukup nyaman. Kebersihan semakin terjaga. Penataanya juga sudah sangat baik. Namun sayangnya kehadiran pembeli justru menurun. Terlebih dengan adanya pandemic Covid-19, kondisi pedagang semakin terpukul. Tingkat daya beli masyarakat semakin terpuruk.
Para pedagangpun kini punya waktu luang. Mereka mengisi kesibukan dengan bermain gadget atau mengobrol dengan pedagang lain.
Berkembang pesatnya toko online saat ini, dituding menjadi faktor konsumen enggan datang langsung ke pasar. Banyak penawaran menggiurkan yang membuat para pembeli berpindah. Mulai dari diskon, kredit hingga bayar nanti (pay later).
Selain itu, banyak digelarnya pasar malam hingga pasar rakyat juga menjadi tantangan tersendiri bagi pedagang pasar tradisional. Jauh sebelum itu, banyak dibukanya pasar pasar modern juga dituding menjadi penyebab lesunya dagangan pakaian di pasar tradisional.
Kendati begitu, dari pada mengeluhkan kondisi, kata Ujang, lebih baik ia fokus dengan jualanya. Dia tidak ingin meratapi kejayaan yang pernah dirasakan dulu. “Pemerintah mau meramaikan juga susah. sekarang di setiap kecamatan pasti ada pasar. Bahkan di tetangga tetangga juga pasti ada yang jual pakaian. Jadi ibaratnya yang jualan banyak, tapi pembelinya segitu gitu aja,” ungkapnya.
Ia justru berharap bahwa wabah Covid-19 segera berlalu. Sehingga aktivitas dapat berjalan dengan normal kembali. Orang orang bisa bekerja dengan nyaman. “Yang penting bagaimana caranya daya beli masyarakatnya ditingkatkan,” ungkapnya.

0 Komentar