Salah Paham Rapid Test

Salah Paham Rapid Test
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon menunjukkan bilik pengambilan sampel swab untuk keperluan tes masal. Foto: Ade Gustiana/Radar Cirebon
0 Komentar

CIREBON – Rupa-rupa respons pedagang saat pelaksanaan rapid test di gelar di Pasar Perumnas, Rabu (10/6) kemarin. Ada yang memanfaatkan dengan alasan “selagi” gratis, ada yang memilih pasif karena takut. Ada juga yang menghindar dan memilih tidak berjualan.
Pemahaman seputar rapid test yang belum menyeluruh menjadi salah satu alasan. Reaktif dianggap sama dengan positif corona virus disease (covid-2019). Padahal, reaktif merupakan respons antibody terhadap masuknya benda asing. Yang belum tentu virus corona.
Selain mereka yang tidak berjualan, pedagang yang masih membuka lapak juga cenderung abai terhadap imbauan pihak pengelola. Padahal, pengumuman berulangkali disampaikan agar mereka ambil bagian dalam tes cepat.
Pada akhirnya, kepala pasar mengharuskan turun langsung dan melakukan sosialisasi dadakan agar semua pedagang mau untuk diambil sampel darahnya. Barulah meja pendaftaraan yang tadinya sepi, mendadak terjadi antrean oleh pedagang. Kuota 100 alat rapid test yang disediakan, kurang dan dilakukan penambahan.
Kepala Unit Pasar Perumnas, Sumaryani mengatakan, beberapa diantara pedagang telah mengetahui informasi akan dilakukan rapid test. Entah dari media atau dari mulut ke mulut. “Pedagang takutnya ada yang reaktif. Mereka takut ditutup seperti di Pasar Sumber. Jadi malah banyak yang nggak jualan,” tutur Sumaryani, kepada Radar Cirebon.
https://www.youtube.com/watch?v=ag9x6PFFyOM&feature=youtu.be
PETUGAS KESEHATAN STERIL
Turut menjadi pertanyaan seputar alat pelindung diri (APD) terutama sarung tangan yang dipakai oleh petugas medis yang melakukan pengambilan sampel darah. Yakni sarung tangan yang digunakan tidak diganti, meskipun banyak yang telah diperiksa.
Diisukan juga, pemeriksaan pedagang maupun pembeli oleh petugas yang tidak berganti APD malah akan menyebarkan virus.
Penanggung Jawab Pelaksana Rapid Test di Pasar Perumnas, dr Fadillah Farah menyayangkan tudingan ini. Dijelaskan dia, meskipun sarung tangan tidak diganti, namun para petugas tetap berusaha menjaga sterilisasi APD.
Untuk sarung tangan, salah satu yang dilakukan adalah selalu memakai hand sanitizer, yang dilakukan per pengecekan. Penggunaan hand sanitizer itu, dilakukan oleh yang diperiksa maupun yang melakukan pemeriksaan.

0 Komentar