Setop Ekspor Bahan Baku Rotan

0 Komentar

SUMBER – Pandemi Covid-19 membuat keran ekspor-impor di sejumlah negara ditutup. Imbasnya, industri rotan di Cirebon ikut terdampak. Kontraksi itu paling dirasa di awal triwulan kedua dan akhir triwulan 2020.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Cirebon, Deni Agustin SE menyampaikan, industri rotan sempat mengalami kontraksi yang ditandai dengan anjloknya ekspor rotan ke mancanegara. Penyebabnya karena diberlakukan lockdown di negara-negara tujuan.
“Namun, memasuki bulan Juli, lockdown sudah mulai dibuka dan ekspor kita ke seluruh penjuru dunia sudah mulai membaik kembali,” kata Deni, kepada Radar Cirebon, kemarin (6/11).
Ia mengaku, secara bertahap, industri rotan sedang dalam proses pemulihan ekspor. Dan harus tetap terjaga, serta dipelihara. Tujuannya, agar industri rotan yang menjadi bisnis di Cirebon bisa tetap berjalan.
Sebab, industri rotan potensinya masih sangat bagus, karena memiliki keunggulan absolut. Hal itu akan dijadikan modal dasar agar ke depan dapat menguasai pangsa pasar rotan di dunia.
“Ketersediaan bahan baku itu hanya dimiliki dari Indonesia. Seperti Aceh, Sumatera Barat, Kalimantan dan Sulawesi,” terangnya.
Ia juga mengaku terus melakukan berbagai intervensi kepada para pelaku usaha industri rotan. Hal itu dilakukan supaya mampu meningkatkan daya saing rotan dengan daerah lainnya.
“Kita terus melakukan intervensi. Pertama, intervensi penyediaan SDM. Kedua, kita intervensi terkait penerapan teknologi tepat guna. Ketiga, kita intervensi terkait dengan pengembangan desian, agar mengikuti tren sehingga tetap diminati,” paparnya.
Ia menjelaskan, Kabupaten Cirebon sangat terkenal dengan industri rotan. Bahkan, barang yang diproduksi sudah tembus ke pasar internasional. Hanya saja, kerap terkendala bahan baku. Pasalnya, didatangkan dari luar Jawa.
Persoalannya, kata Deni, kerap terjadi penyelundupan bahan baku ke luar negeri. Sehingga, terjadi kekurangan bahan baku. “Memang, sebelum-sebelumnya diakui banyak terjadi penyelundupan rotan ke luar negeri. Ini harus dicegah,” kata Deni
Upaya pencegahan dari pemerintah pun, tambah Deni, terus diupayakan. Koordinasi dengan berbagai pihak dilakukan. Utamanya, dengan pelaku industri rotan untuk membentuk tata kelola perdagangan bahan baku rotan.
Bahkan, belum lama ini pihaknya melakukan zoom meeting dengan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI yang juga diikuti Kementerian Perdagangan dan Perindustrian RI, Pemprov Kalimantan Selatan sebagai perwakilan daerah penghasil rotan, dan dari KLH juga dilibatkan.

0 Komentar