Siswa Kompak Ingin Sekolah, Juned Mau Divaksin karena Ada Jokowi

Siswa Kompak Ingin Sekolah, Juned Mau Divaksin karena Ada Jokowi
0 Komentar

Presiden mengingatkan kembali tentang perlunya menerapkan protokol kesehatan. Baik itu di lingkungan rumah atau lingkungan sekolah -kelak jika PTM sudah berjalan. Dia juga mengimbau palajar/santri untuk selalu mengenakan masker. “Dan cepat-cepat kita semuanya ayo menuju (sentra) vaksinasi, minta vaksinasi, segera divaksin,” ajak Presiden.
Jokowi menginstruksikan vaksinasi bagi pelajar dan santri digelar secara besar-besaran dan masif. Terutama di daerah yang masih menerapkan PPKM Level 4. Yaitu daerah dengan risiko tinggi penularan Covid-19. Selain menjadi sasaran, Presiden mengimbau peserta vaksinasi untuk turut mendukung kegiatan demi mencapai kekebalan kelompok tersebut.
Sementara itu, sSejumlah warga Kampung Tonjong di Desa Sangkanurip, Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan, menjalani vaksinasi Covid-19 secara door to door yang dihadiri Presiden. Tak sedikit dari mereka yang akhirnya berani divaksin dan lebih yakin karena kehadiran orang nomor satu di Indonesia tersebut di kampung halaman mereka.
Seperti diungkapkan Juned (54). Dia mengaku selama ini selalu takut disuntik vaksin Covid-19 karena mendengar cerita dan berita-berita hoaks tentang efek samping vaksinasi. Ajakan dari desa untuk vaksinasi pun kerap diabaikan Juned karena khawatir mengalami pingsan bahkan kematian seperti yang banyak dibicarakan banyak orang.
“Saya awalnya takut divaksin karena dengar berita ada yang meninggal setelah disuntik vaksin Covid-19. Tapi akhirnya saya berani setelah Pak Jokowi turun langsung menyaksikan proses vaksinasi ke desa kami. Yang meyakinkan saya, Pak Presiden juga divaksin dan sampai sekarang beliau sehat dan bisa datang ke sini,” ungkap Juned saat berbincang dengan Radar.
Menurut Juned, vaksinasi Covid-19 ternyata sangat penting untuk melalui pandemi ini segera berakhir. “Kalau sudah banyak yang divaksin, maka kita menjadi lebih kuat dari serangan Covid-19. Mudah-mudahan kalau semua sudah divaksin, masalah corona ini segera selesai,” ujarnya.
Warga lainnya, Edi Priatno (34), mengaku selama ini dia sudah berniat ingin divaksin, namun terkendala kuota. Sebelumnya, kata Edi, beberapa kali ada undangan vaksinasi di desa, dirinya selalu tidak mendapatkan nomor antrian. “Kalau ada kegiatan vaksinasi jatahnya hingga 300 orang. Pas saya ke sana sudah tidak kebagian nomor antrian,” ungkap Edi.

0 Komentar