Sudah Lama, Oknum Datang Tiap Hari

Sudah Lama, Oknum Datang Tiap Hari
0 Komentar

PEREDARAN obat keras daftar G secara bebas di Kota Cirebon membuat warga resah. Pasalnya, dengan maraknya peredaran obat keras tanpa resep dokter tersebut, merusak pergaulan remaja. Penggunaan obat keras daftar G juga dinilai akan meningkatkan angka kriminalitas di masyarakat.
Terkait dengan adanya transaksi obatan obatan secara ilegal di komplek pemakaman Tionghoa (Bong China) Penggung tak luput dari perhatian. Warga sekitar sudah sejak lama mencium adanya transaksi obat obatan terlarang.
Salah seorang warga Hengki (nama samaran) membeberkan, peredaran obat obatan mulai marak di wilayahnya sudah cukup lama. Setiap hari bisa ratusan orang yang mendatangi lokasi tersebut untuk membeli obat-obatan terlarang. Rata rata pembelinya adalah remaja tanggung.
Obat-obatan keras daftar G seperti Trihex dan Tramadol diperjualbelikan dengan bebas. Pembeli biasanya tergiur karena harganya yang murah. 1 strip obat yang berisi 10 butir dijual antara Rp10 ribu sampai Rp40 ribu.
“Kami warga Penggung resah. Obat terlarang seperti Tramadol, Trihex diperjualbelikan dengan bebas,” keluhnya.
Selain itu, dirinya juga mengaku kerap mendapati adanya oknum aparat yang datang ke lokasi tersebut. Bukanya menindak, oknum aparat tersebut, seolah membiarkan. “Hampir setiap hari ada aparat yang datang. Bukanya ditindak, ini malah dibiarkan saja,” sesalnya.
Senada juga diungkapkan oleh Ketua RW 07 Penggung Selatan Kelurahan Kalijaga, H Cali. Menurutnya, peredaran obat obatan di komplek pemakaman Tionghoa telah terjadi sejak lama. Namun seolah dibiarkan, transaksi barang haram tersebut masih terjadi sampai dengan saat ini.
“Kami khawatir dengan adanya peredaran obat obatan secara bebas membuat pergaulan anak anak rusak. Tingkat kriminalitas juga naik. Kan sering ada kejadian anak muda naik motor ugal-ugalan. Terus jambret dan maling motor juga sudah sering kejadian,” ungkapnya.
Cali mengatakan, meskipun komplek pemakaman lebih dekat dengan wilayahnya, namun secara administrasi kawasan tersebut masuk ke dalam wilayah Wanacala Kelurahan Harjamukti. Walaupun pada akhirnya banyak masyarakat yang mengenal kawasan tersebut sebagai bagian dari wilayah Penggung.
Kendati begitu, menurut Cali, masalah tersebut harus menjadi perhatian bersama. Sebab, sepanjang pengamatanya, para pembeli yang datang justru kebanyakan dari luar wilayah Penggung. “Itu kan yang datang dari mana-mana. Kadang anak-anak jalanan juga larinya ke sana,” paparnya.

0 Komentar