Target Rapid Test 15.855 Warga

0 Komentar

SEBANYAK 15.855 penduduk Kota Cirebon akan mengikuti rapid test masal dan bertahap. Diharapkan, tes cepat ini dapat memetakan kasus corona virus disease-2019 (covid-19). Sehingga dapat lebih terfokus dalam penanganannya.
Meski memiliki akurasi rendah, namun belum siapnya polymerase chain reaction (PCR) di Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati, membuat Pemerintah Kota Cirebon memfokuskan pilihan pada metode tes cepat.
Sejauh ini, dari sekitar 1.000 orang yang telah menjalani rapid test, 7 orang dalam pemantauan (ODP) serta orang tanpa gejala (OTG) dinyatakan reaktif.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, Tri Mulyaningsih mengatakan, mereka yang reaktif rapid test otomatis akan dilakukan isolasi mandiri di rumah.
Dinkes juga telah menyediakan Gedung Diklat BKKBN di Jl dr Sudarsono untuk menampung pasien Covid-19. Tes masal dilakukan selektif kepada orang yang paling berisiko. Orang dalam pemantauan (ODP), orang tanpa gejala (OTG), dan pasien dalam pengawasan (PDP) menjadi target utama. “Jadi tes masal itu tidak ke semua jumlah penduduk Kota Cirebon,” ujar Tri, kepada Radar Cirebon, Selasa (5/5).
Ia manambahkan, jumlah 15.855 rapid test merupkan pengadaan dari Pemerintah Kota Cirebon beserta bantuan Provinsi Jawa Barat, yang diserahkan sebanyak tiga tahap. Tahap pertama 80 unit, tahap dua 196 unit, dan tahap tiga 100 unit. “Rapid test bantuan dari provinsi sudah terpakai semua untuk ODP dan PDP,” pungkasnya.
Sementara 15.497 rapid test sisanya, merupakan pengadaan oleh Pemerintah Kota Cirebon dari alokasi Biaya Tidak Terduga (BTT). Hingga kemarin, baru 1.000 unit alat rapid test yang telah datang dari pengadaan pemkot tersebut. “Pengadaaan bertahap, karena memang barangnya susah. Di Kota Cirebon sekitar 1.000 orang yang telah melakukan rapid test, 7 diantaranya reaktif, dan mereka dari ODP dan lainnya,” imbuh Tri.
Sekretaris Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Sri Laelan Erwani menambahkan, rapid test masal sesuai instruksi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, masih dilakukan dan akan terus berlangsung. Untuk lokasinya, sengaja dipusatkan di Gedung Diklat BKKBN agar aman saat pelaksanaannya. “Jadwal dan sasaran rapid test disesuaikan dengan ketersediaan. Karena memang unitnya datang secara bertahap,” pungkasnya.

0 Komentar