Tiga Desa Terdampak Kekeringan

air-kekeringan
Warga mulai kesulitan mendapatkan air bersih karena sumber airnya berkurang terdampak kekeringan. Foto: Dokumen Radar Cirebon
0 Komentar

KUNINGAN – Memasuki dua bulan musim kemarau, sejumlah daerah di Kabupaten Kuningan mulai merasakan dampak kekeringan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan sudah menerima sedikitnya tiga laporan desa terdampak kekeringan pada musim kemarau ini.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan Agus Mauludin melalui petugas Pelaksana Kedaruratan Logistik M Sofyan menyebutkan, tiga desa yang melaporkan kekeringan adalah Desa Cihanjaro, Sukasari dan dan Simpayjaya di Kecamatan Karangkancana. Atas laporan tersebut, pihaknya sudah melakukan tindakan assesement ke lokasi dan melakukan pendataan seberapa parah dampak kekeringan yang terjadi.
“Dari hasil assesment petugas kami, kekeringan di tiga desa tersebut masih terbilang ringan. Pasalnya, sumur-sumur gali milik warga masih mengeluarkan air, meski debitnya sangat berkurang. Namun untuk memenuhi kebutuhan minum masih bisa ditangani dari sumur gali tersebut,” ujar Sofyan kepada Radar, kemarin.
Sofyan menyebutkan, tiga desa tersebut sudah menjadi langganan kekeringan setiap kali musim kemarau tiba. Terutama sejak kejadian bencana tanah longsor di Desa Jabranti beberapa tahun lalu yang menyebabkan sumber air bersih yang selama ini memenuhi kebutuhan warga jebol terbawa longsor.
“Tahun ini Pemerintah Kabupaten Kuningan sedang mengupayakan pembuatan kembali saluran pipanisasi air bersih dari sumber mata air tersebut, namun terkendala Covid-19. Namun demikian, kami sudah mendapatkan keberadaan sumber mata air baru di Desa Jabranti yang kini tengah diupayakan supaya bisa dialirkan. Mudah-mudahan secepatnya bisa terealisasi,” ungkap Sofyan.
Akan tetapi, Sofyan berharap, kondisi kekeringan di Desa Cihanjaro, Sukasari dan Simpayjaya tersebut tidak semakin parah hingga berdampak krisis air bersih. Dia berharap, musim kemarau tahun ini tidak berlangsung lama sesuai prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
“Hasil prakiraan BMKG menyebutkan tahun ini wilayah Kabupaten Kuningan mengalami musim kemarau tidak lama, yakni hingga akhir September saja. Mudah-mudahan prediksi tersebut benar, sehingga kekeringan di wilayah Kabupaten Kuningan tidak meluas dan tidak sampai berdampak krisis air bersih seperti tahun lalu.(fik)

0 Komentar