Tolak Lockdown, Demonstran Demonstrasi di DPR Michigan

0 Komentar

MICHIGAN – Demonstran merangsek masuk ke lobi Lusinan salah satu ruangan dalam House Chamber atau Gedung DPR negara bagian AS Michigan. Beberapa diantaranya mereka kedapatan membawa senjata api. Ini merupakan aksi perlawanan, menentang penutupan akses dan pemberlakuan lockdown.
Dalam aksi tersebut, massa pun menuntut gubernur Michigan yang berasal dari Partai Demokrat diminta segera angkat kaki dari wilayah tersebut.
”Masa terus berupaya masuk. Meminta DPR membatalkan lockdown. Beberapa anggota parlemen mengenakan rompi anti peluru. Mereka benar-benar khawatir,” tutur James Robin Deep, salah satu pengunjukrasa, Jumat (1/5).
Polisi terus berupaya menghalangi demonstran. Mereka mengenakan topeng, antisipasi penyebaran Virus Corona yang terus menjalar di wilayah tersebut.
”Tepat di atas saya, orang-orang dengan senapan meneriaki kami,” tweet Senator Dayna Polehanki bersama dengan sebuah foto yang menunjukkan empat pria, setidaknya satu di antaranya tampak membawa senjata.
”Beberapa kolega saya yang memiliki rompi anti peluru sedang memakainya. Saya tidak pernah menghargai Sersan-at-Arms kami lebih dari hari ini,” lanjutnya.
Lebih banyak pengunjuk rasa terlihat di luar membawa rambu-rambu, termasuk yang menggambarkan Gubernur Gretchen Whitmer sebagai Adolf Hitler.
Demonstrasi, merupakan kelompok yang mengatasnamakan Michigan United untuk Liberty. ”Kami tidak setuju. Hak-hak kami direnggut, dibatasi. Ini tidak boleh meski alasan apa pun, termasuk pandemi Covid-19,” kata kelompok tersebut laman Facebook pribadinya, di mana ia memiliki lebih dari 8.800 anggota.
”Kami percaya bahwa setiap orang Amerika dan setiap Michigander memiliki hak untuk bekerja untuk mendukung keluarga kami, untuk bepergian dengan bebas, untuk berkumpul untuk ibadah keagamaan dan untuk tujuan lain, untuk berkumpul dalam protes pemerintah kami dan untuk mengarahkan perawatan medis kami sendiri,” jelas Michigan United untuk Liberty.
Protes itu terjadi sehari setelah pengadilan Michigan memutuskan bahwa arahan tinggal di rumah yang dikeluarkan oleh Whitmer pada 24 Maret tidak melanggar hak konstitusional warga, menurut laporan media setempat.
Ini adalah kedua kalinya bulan ini bahwa pengunjuk rasa menuntut Whitmer mencabut pembatasan, yang telah menyebabkan lebih dari 3.500 orang terbunuh oleh coronavirus. Data ini bersal dari Universitas Johns Hopkins.

0 Komentar