WAJIB TAHU! Sejarah dan Potensi Desa Wisata Bantaragung Majalengka

Sejarah, wisata dan potensi desa wisata bantaragung
Sejarah, wisata dan potensi desa wisata bantaragung. radarcirebon.id-IST
0 Komentar

CIREBON, RADARCIREBONID – Inilah sejarah Desa Wisata Bantaragung Kabupaten Majalengka. Lokasi Desa Bantaragungberada di wilayah selatan Kabupaten Majalengka. Cuacanya asri.

Nah, soal sejarah Desa Wisata BantaragungMajalengka, pada tahun 1.200-an sebelum Desa Bantaragung berdiri dan sebelum terlahirnya juara-juara dunia pencak silat, terjadi kekacauan.

Tepatnya di Desa Bantaragung, Desa Babakan Keboncau dan Dusun Kawungluwuk. Sebelum Desa Wisata Bantaragung ada, di sana terjadi gangguan ketentraman masyarakat. Sehingga banyak korban berjatuhan.

Baca Juga:Wisata Kebun Teh Sindangwangi Majalengka Cocok untuk Hilangkan StressLihat dan Catat, Tanggal Baru Cuti Lebaran 2023

Untuk mengatasi keadaan tersebut, para sultan berembuk kembali untuk mencari jago-jago dari berbagai tempat. Ini jauh sebelum ada Desa Wisata Bantaragung.

Lalu, diumumkan bahwa: Barang siapa yang bisa mengalahkan garong-garong dan macan-macan serta dapat mengamankan keadaan masyarakat, akan ditunjuk sebagai Kuwu/Kepala Desa.

Datanglah Pangeran Timbang Pinayungan. Beliau berhasil mengatasi gangguan keamanan sehingga menjadi Kuwu pertama dan mengubah nama Desa Babakan Keboncau menjadi Desa Bantaragung. Dengan arti,

Batara = Dewa.

Agung = Wong Agung.

Batara Agung ialah, Tempat bertapa orang-orang Agung. Dengan garis keturunan yang kuat, Ini menjadikan keturunan Batara Agung menjadi berbeda dan Juara-juara Dunia salah satunya dibidang Pencak Silat.

Pada masa kepemimpinan Kuwu Ke-13, Pangeran Nitibaya merubah Desa Batara Agung menjadi Bantaran Agung. Bahkan, atas petunjuk dari Sultan Kasepuhan Cirebon.

Diutarakan pula sebagai tradisi/adat lama masih ada sampai sekarang. Setiap tahun pada bulan Rabiul Awal/Mulud, Keraton Kesepuhan dan Keraton Kanoman menunggu kiriman cau/pisang dan gula kawung dari masyarakat Desa Bantaragung.

Ini untuk sesajen para leluhur keraton. Sekalipun, gula kawung dan pisang banyak dari daerah lain, namun tidak bisa di pakai untuk sesajen kecuali dari Desa Bantaragung.

Baca Juga:Belum Mandi Wajib saat Puasa Apakah Sah? Ini Jawaban Buya YahyaOTW YUK, Ini 5 Tempat Pilihan Spot Foto Instagramable di Cirebon

Sebagai salah satu upaya memajukan perekonomian masyarakat desa bantaragung, dan membangun SDM masyarakat Bantaragung agar menjadi masyarakat yang sadar wisata.

0 Komentar