Walikota Cabut Pembatasan Jam Malam

buka-tutup-jalan-bikin-macet
Penutupan Jl Cipto membuat arus lalu lintas di Jl Sutomo menumpuk, tadi malam. Warga menganggap rekayasa lalin yang diterapkan saat ini, justru memindahkan kemacetan, dari Jl Cipto ke Jl Sutomo. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

Sedangkan, terkait kebijakan rekayasa lalu lintas, nampaknya masih akan berlaku dan tidak ikut dicabut. Ini juga sebagai bentuk antisipasi Pemkot dan Satgas dalam menghadapi liburan panjang (long weekend) yang akan berlangsung mulai 28 Oktober hingga 1 November mendatang.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Cirebon, Drs Andi Armawan mengatakan, rakayasa arus lalu lintas ini bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan cara mengurangi aktivitas orang dan barang pada jam tertentu. Sehingga, kebijakan tersebut tetap diberlakukan.
“Mengantisipasi libur panjang juga, Dishub akan melaksanakan instruksi Menhub untuk mengantisipasi arus mudik. Menyiagakan personel Dishub di jalur-jalur yang akan dilalui pemudik yang hendak menuju Kota Cirebon,” imbuhnya.
Sementara itu, penutupan jalan yang diberlakukan selama jam malam dan dilaksanakan dua kali dalam sehari, mendapat kritik masyarakat. Irfan Jaelani kepada Radar menuturkan, meski sebagai pemilik bisnis di Jalan Sutomo ia diuntungkan karena banyak kendaraan yang melintas di depan tempat usahanya, namun secara pribadi dia menganggap penutupan di Jl Cipto kurang efektif. Hanya memindahkan kemacetan saja.
Saat jalan tersebut ditutup untuk mengurangi mobilitas di Jalan Cipto, namun pengendara banyak yang menuju Jalan Sutomo dan berputar di u-turn Cipto (Setiabudi) untuk masuk Jalan Cipto. “Intinya, mereka tetap bisa masuk Jl Cipto. Dan terjadi penumpukan di Jl Sutomo. Itu yang kami rasakan selama ini,” tuturnya.
Jika biasanya di ruas jalan tersebut tak ada kemacetan, kini sejak ada penutupan jalan, setiap sore kendaraan pun sangat padat. Terutama mulai pukul 15.00 WIB. “Jam pulang kantor padatnya luar biasa. Padahal biasanya tidak macet,” ungkapnya.
Hal serupa pun diungkapkan Eka, salah satu warga di jalan tersebut. Menurutnya, weekend pun kepadatan kendaraan di jam pemberlakuan penutupan jalan makin macet. Ia berharap, penutupan jalan terutama di waktu weekdays segera selesai.
“Sepertinya kurang efektif kalau tujuannya mengurangi kepadatan mobilitas. Karena kemacetan baru ada di ruas jalan lainnya,” jelasnya.
Terpisah Kepala Dishub Kota Cirebon, Andi Armawan mengungkapkan, pemberlakuan rekayasa lalu lintas dilakukan bukan untuk memindahkan kemacetan ke tempat lain. Melainkan membatasi jumlah arus mobilitas yang masuk ke Kota Cirebon. Mengurangi kegiatan barang dan manusia ini dilakukan dalam upaya menekan angka pasien Covid-19. Mengingat, dalam beberapa waktu terakhir peningkatan angka pasien Covid-19 terus terjadi. “Adapun kemacetan yang terjadi di beberapa titik telah dilakukan penguraian kemacetan oleh petugas,” tukasnya. (azs/apr)

0 Komentar