Pihak PG Sindanglaut Tolak Tuntutan Petani

den-Hanya giling ikut tersana baru (2)
BUNTU: Perwakilan petani tebu melakukan audiensi dengan jajaran managemen PG Sindanglaut. Aspirasi para petani agar PG Sindanglaut beroperasi, tidak diakomodir pihak managemen. FOTO: DENY HAMDANI/RADAR CIREBON
0 Komentar

CIREBON
Pasca penghentian operasi Pabrik Gula Sindanglaut, para petani Sindanglaut bisa
diperbolehkan bergabung giling di PG Tersana Baru tahun 2020 ini. Wacana itu terungkap
saat audiensi antara perwakilan petani Sindanglaut dengan managemen PG
Sindanglaut, Senin (2/3).

GM PG Sindanglaut, Muhammad Wisri Mustofa kepada Radar Cirebon mengatakan, sebagian besar para petani paham terkait pemberhentian operasi PG Sindanglaut, meskipun memang ada juga yang belum paham.

“Kalau
dari petani ada yang seperti itu ya itu hak mereka. Tetapi dari hasil
sosialisasi direksi itu kan sudah
semua unsur petani diundang. Jadi kelembagaan petani itu diundang semuanya baik
itu tingkat DPD, DPC kemudian perwakilan tokoh petani sendiri sudah diundang. Mereka
hampir sebagian besar bisa menerima kondisi ini,” ujarnya.

Baca Juga:Siaga 1 Virus Corona, Kuningan Langsung BergerakMencuri Sepeda Motor di 27 TKP

Pihaknya
terus melakukan sosialisasi terkait penutupan operasi PG Sindanglaut ini kepada
para petani. “Kami memberikan pengertian kepada para petani, hampir semua
petani yang saya temui asalkan ini untuk meningkatkan pendapatan petani ya
petani tidak ada masalah. Kalaupun digiling di SL (PG Sindang Laut, red) rugi tetapi kalau digiling di PG
Tersana baru lebih menguntungkan siap,” tuturnya.

Wisri
memastikan yang dialihkan kepada PG Tersana Baru hanya untuk giling tebu saja. Tetapi
kalau adminitrasi petani Sindanglaut, tetap berbeda. “Saya jamin di sini
seperti pengurusan KUR kredit ini. Kemudian untuk pelayanan DO-DO gula tahun
ini masih di sini semua,” ujarnya.

Dia
membeberkan, keputusan direksi RNI sudah bulat untuk menghentikan operasi PG
Sindanglaut. “Kalau keputusan direksi yang saya tangkap sudah dipastikan tahun
2020 tidak beroperasi. Namun untuk tahun selanjutnya masih giling atau tidak ya
nanti tergantung jumlah tebu. Kalau kondisi tebu seperti ini dengan kondisi
pabrik yang peralatannya masih di bawah sana maka akan tutup terus mungkin,” tuturnya.

Wisri
mengungkapkan penyebab utama PG Sindanglaut ini tidak lagi beroperasi. Yakni jumlah
tebu itu harus 100 hari minimal kali kapasitas. Kalau kapasitas Sindanglaut itu
18 ribu kalikan 100 hari minimal ada 1,8 juta kwintal tebu. Sekarang kondisi
saat ini hanya 1,3 juta kwintal kurangnya hampir 500 ribu kwintal. Kalau mau

0 Komentar