Arsenal vs Manchester City
LONDON – Pasca Premier League berlanjut, performa Arsenal melawan klub elit mulai menemui konsistensi. Meski diawali dengan dua kekalahan tandang dari Manchester City di Etihad (18/6) dan Brighton Albion (20/6), penampilan pasukan Mike Arteta kembali moncer.
Mereka menyapu kemenangan atas Southampton (26/6), Sheffield United (28/6) dan Norwich City (2/7). Pada matchweek ke-36, dua blunder dari Liverpool memberi poin penuh Arsenal dengan skor akhir 2-1. Kondisi inilah yang memengaruhi daya saing Arsenal di Premier League.
Sayangnya, kegemilangan ini tak berpengaruh terhadap posisi mereka. The Gunners -julukan Arsenal-masih tercecer di peringkat 10 klasemen. Ironisnya, Pierre-Emerick Aubameyang dkk kini tertinggal 9 poin dari tim terakhir penghuni empat besar, Leicester City. Fakta ini pula yang membuat posisi Arteta tertekan.
Tekanan itu bakal semakin deras jika malam nanti mereka kalah dari Manchester City di semifinal Piala FA (live Mola TV/Mola Polytron Streaming pukul 01.45 WIB). Menilik kondisi Arsenal yang kurang bergeliat merombak tim, banyak yang pesimistis Meriam London -julukan lain Arsenal- bisa menyalak.
Musim panas lalu, Arsenal merogoh kocek hingga GBP135 juta untuk pembelian pemain. Mereka mendatangkan Nicolas Pepe dengan mahar GBP72 juta. Selain Pepe, Arsenal juga mendatangkan Kieran Tierney, Gabriel Martinelli, William Saliba, dan David Luiz.
Alih-alih bersaing di empat besar, Arsenal justru kesulitan bersaing di 10 besar Premier League. Ini menjadi noktah merah prestasi mereka dalam dua dekade terakhir. Ya, sejak 2004, Arsenal tidak pernah memenangkan Premier League, ditambah gagal finis di posisi empat besar sejak tim asal London itu menyelesaikan musim 2015/2016 sebagai runner-up.
Arsenal masih kesulitan untuk bisa menutup kesenjangan itu dengan finis di papan Liga Champions pada musim ini. Itu artinya, untuk keempat kalinya Arsenal secara beruntun absen tampil di perhelatan akbar sepak bola Eropa. Jika mereka juga gagal lolos ke Liga Europa, itu berarti pemasukan senilai GBP30 juta (Rp555 miliar) akan menguap begitu saja.
“Kami butuh satu musim untuk mengubah. Tapi pertanyaannya, apakah merombak tim adalah cara yang terbaik? Saya belum mau berkomentar,” ujarnya kepada The Guardian.