Sikat Anggota TNI-Polri Terlibat LGBT

ketua-kamar-militer-mahkamah-agung-mayor-jenderal-purn-burhan-dahlan
Ketua Kamar Militer Mahkamah Agung Mayor Jenderal (Purn) Burhan Dahlan. [YouTube/Mahkamah Agung RI]
0 Komentar

Demikian pula yang diungkapkan Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas. Dia meminta pimpinan TNI dan Polri tegas terkait kasus LGBT di lingkungannya.
“Kita meminta pimpinan TNI agar bersikap tegas dalam menghadapi masalah ini agar citra TNI tidak rusak dan jatuh di mata rakyat dan bangsa. Apalagi sapta marga itu bagi seorang prajurit merupakan kehormatan dan nyawa bagi mereka,” katanya.
Dilanjutkannya, prajurit yang berorientasi LGBT telah merusak muruah dan nama baik TNI. Karenanya, pimpinan harus bertindak tegas.
“Kita meminta pimpinan tertinggi TNI agar turun tangan bagi menjaga muruah dan nama baik TNI karena sepanjang pengetahuan kita selama ini TNI menerapkan sanksi tegas terhadap oknum Prajurit TNI yang terbukti telah melakukan pelanggaran hukum kesusilaan termasuk di antaranya LGBT,” tegasnya.
Penyimpangan seperti itu, menurutnya, telah melanggar nilai-nilai yang terkandung dalam Sapta Marga. Terutama poin ketiga yang berbunyi “Kami kesatria Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”.
“Ini artinya sebagai kesatria, prajurit TNI harus menghormati ajaran agama yang mereka anut. Dan seperti kita ketahui bersama tidak ada satu agama pun di negeri ini yang diakui oleh negara yang mentolerir perilaku LGBT,” teranganya.
Fenomena LGBT di kalangan TNI ternyata sudah lama terjadi. Hal tersebut diungkapkan anggota Komisi I DPR Fraksi PDIP Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin.
“Sejak dulu ada isu LGBT khususnya di kalangan TNI sudah ada, walaupun tidak seheboh seperti sekarang ini. Dan fenomena LGBT merupakan kenyataan yang ada di dalam masyarakat,” ujarnya.
Hasanuddin menilai, isu LGBT di kalangan TNI cukup sensitif dan harus dicarikan solusi yang tepat. Ini harus menjadi tugas dan tanggung jawab bagi pimpinan TNI.
Tugas pokok dan fungsi TNI, memang menuntut kerja sama kelompok, serta dibutuhkan ikatan dan jiwa korsa yang tinggi. Terutama, ketika bertugas di daerah khusus yang membutuhkan homogenitas sifat dan karakter dalam rangka menjaga kohesi dan kebersamaan dalam melaksanakan tugasnya.
“Saya tidak bisa membayangkan kalau kemudian di kelompok kecil itu muncul LGBT yang dapat mengganggu homogenitas, jadi sesungguhnya LGBT tidak cocok dan terlarang di lingkungan TNI,” katanya.

0 Komentar