CIREBON– Akhirnya terungkap. Dua pelaku pencurian sepeda motor (curanmor) yang tewas dimassa di Desa Gintung Lor, Kecamatan Susukan, adalah residivis. Pelaku inisial RF (25) dan SO (25) itu belum lama keluar dari penjara dengan kasus yang sama, yakni curanmor di Kabupaten Cirebon.
Bukannya tobat, mereka malah beraksi lagi sampai menemui ajalnya. “Kita lakukan penyelidikan latar belakang tersangka. Ternyata mereka adalah residivis curanmor dan baru keluar penjara setengah bulan yang lalu. Jadi baru 15 hari keluar, pelaku kembali melakukan pencurian,” ungkap Kapolresta Cirebon Kombes Pol M Syahduddi.
Kapolres menjelaskan, aksi pelaku yang terakhir kali ini dilakukan di halaman Masjid Desa Gintung Lor. Tepat pada waktu Salat Jumat. Saat pelaku melakukan aksinya, kemudian diteriaki maling. Jamaah yang mendengar suara itu, spontan berlari ke sumber suara. Pelaku kemudian diamankan dan masyarakat pun spontan melakukan pemukulan.
“RF dan SO merupakan warga Serengseng, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu. Kita juga melakukan penggeledahan dan petugas kami menemukan kunci leter T yang digunakan pelaku untuk melakukan kejahatannya,” ujarnya.
Pihak kepolisian juga berupaya membawa pelaku ke RSUD Arjawinangun. Sayangnya, sampai di RSUD Arjawinangun kedua tersangka sudah tidak bernyawa. Penyidik kemudian menghubungi pihak keluarga pelaku dan menceritakan kondisi pelaku. “Kita sudah identifikasi pelaku dan kita juga sudah kunjungi keluarga tersangka. Keluarga pelaku pun tidak menuntut secara hukum dan menerima bersangkutan meninggal karena takdir,” katanya.
Kendati demikian, polisi tetap melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan memeriksa beberapa saksi di lokasi kejadian. Polisi pun masih mengembangkan kasus pencurian tersebut. “Termasuk pengembangan kepada masyarakat yang main hakim sendiri yang menyebabkan korban meninggal dunia,” pungkasnya.
Disinggung soal pesan berantai peringatan agar warga Desa Gintung Lor berati-hati karena adanya kerabat pelaku yang tidak terima dan ingin menyerang dengan sembunyi-sembunyi, Syahduddi menegaskan kalau pesan tersebut adalah hoaks.
“Pesan berantai soal penyerangan itu hoaks. Jadi masyarakat jangan khawatir dan tidak usah terpancing. Yang jelas kita sudah hubungi pihak keluarganya. Pada dasarnya, pihak keluarga sudah menerima, kejadian ini suatu musibah. Mereka juga tidak akan menuntut. Kami menerima surat penyataan dari kedua orang tuanya. Jadi informasi kaitan penyerangan, bisa kita pastikan itu hoaks,” tegasnya.