Sebagai informasi, belum lama Dinas Damkar juga punya embel-embel lain. Yakni Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan. Itu baru saja disahkan sekitar sebulan lalu. Kota Cirebon termasuk yang menyusul.
Ya, sebelumnya telah dilakukan daerah lain. Karena dianggap tugas dinas satu ini multifungsi. Tak hanya memadamkan kebakaran. Tapi melakukan penyelamatan seperti melepaskan cincin dari jari yang kadung bengkak. Mengamankan sarang tawon. Menangani ular dan banyak lagi.
Senada dikatakan Kasi Kesiapsiaggan Bencana Dinas Damkar Kota Cirebon, Nurjaman. Dia mengatakan Dinas Damkr membutuhkan gedung baru yang representatif untuk melakukan administrasi perkantoran dan tempat istirahat anggota.
Dia membenarkan gedung yang lama sudah ambruk sekitar 2 tahun yang lalu. “Dulu. Ambruknya sudah dua tahunan. Kita sudah ajukan ke pemprov, tetapi belum ada kejelasan realisasinya. Ditambah lagi Covid-19, mungkin dari pemkot dan pemprov lagi refocusing anggaran. Mungkin kita tidak bisa diakomodir,” ujar Nurjaman.
Tidak hanya Gedung yang harus menjadi perhatian. Ternyata armada yang dimiliki sudah berusia dan berkarat pada tanki airnya. Nurjaman juga menjelaskan bahwa ada beberapa indikator yang berpedoman kepada Pedoman Kementerian Dalam Negeri dan Pedoman Wilayah Kebencanaan.
“Dari segi armada juga kurang. Kita meminta sesuatu harus ada indikatornya. Misalnya dari pedoman Kemendagri minimal satu kecamatan itu punya satu unit dengan kapasitas 4.000 L. Terus juga ada indikator lainnya yakni intensitas kebakaran,” terang Nurjaman kepada Radar.
Ia juga menjelaskan bahwa ekspektasi masyarakat terhadap Dinas Damkar sudah lebih tinggi. Terutama untuk melakukan evakuasi atau pertolongan. Seperti cincin hilang, pengambilan sarang tawon, percobaan bunuh diri di ketinggian, penyelamatan dari ular, dan penyelamatan air. “Kita sudah ditunggu masyarakat untuk tugas penyelamatan yang berat,” tandas Nurjaman. (ade/jerrel)