ESDM Sebut Berbahaya, Pemdes Ingin Jadi Lokasi Wisata

ESDM Sebut Berbahaya, Pemdes Ingin Jadi Lokasi Wisata
0 Komentar

Fenomena semburan lumpur di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, terus menyita perhatian. Terbaru, tim dari Bidang Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) turun melakukan penelitian dan mengatakan kandungan unsur gas di lokasi tersebut berbahaya. Di satu sisi, Pemdes Cipanas ingin lokasi itu jadi tempat wisata.ANDRI WIGUNA-JERREL ZEFANYA T, Cirebon 
TIM Bidang Geologi Kementerian ESDM turun melakukan skrining dengan alat khusus pendeteksi kandungan gas. Hasilnya, ditemukan tiga kandungan gas. Yakni CO2, H2S, dan SO2. Ditemukan berhembus dari arah titik semburan ke arah timur. Dampaknya, bisa menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan iritasi mata.
Salah satu tim Bidang Geologi Kementerian ESDM, Zul Fadly, membenarkan proses pendeteksian dengan alat khusus tersebut berhasil mendeteksi adanya tiga kandungan gas. “Pertama Co2 (karbon dioksida), lalu H2S (hydrogen sulfide) dan SO2 (sulfur dioksida). Untuk yang terbaca melebihi ambang batas minimum adalah SO2,” ujarnya kepada Radar, Sabtu (5/6).
Diterangkan, nilai kadar SO2 tidak boleh lebih dari 10 ppm. Sementara yang terbaca melalui alat yang ia bawa tersebut menyentuh angka 20 ppm. Sehingga jika terhirup maka akan menyebabkan iritasi tenggorokan. “Nilai yang tercatat di atas ambang batas konsentrasi dalam waktu yang lama. Ini berbahaya karena bisa menyebabkan dampak pada kesehatan. Salah satunya iritasi tenggorokan,” imbuhnya.
Kandungan lainnya yang juga melebihi ambang batas adalah H2S yang melalui alat tersebut terbaca di atas 10 ppm. Di mana pada dampak pada manusia bisa menyebabkan iritasi pada mata. “Jumlah konsentrasi H2S juga diatas ambang batas,” jelasnya.
Ditambahkan Zul, dengan alat tersebut pihaknya berhasil mengambil sampel gas yang akan diperiksa lebih lanjut untuk menentukan kandungannya. Selain itu, sampel lumpur dari lokasi tersebut juga dibawa untuk dilakukan penelitian lanjutan agar bisa diketahui gas tersebut melewati batuan apa saja sebelum sampai ke permukaan tanah.
“Kalau sampel yang kita ambil ada dua ya, sampel gas dan lumpur. Sementara untuk kedalamannya belum bisa diketahui karena dalam kesempatan ini kita tidak melakukan pengukuran kedalaman semburan gas,” ungkapnya.

0 Komentar