“Dalam memilih sekolah juga harus punya taktik. Harus jeli. Jangan karena memaksakan untuk ke masuk sekolah yang dianggap tertentu, tetapi peluang masuknya kecil. Sehingga yang dituju tidak masuk semuanya. Jadi pilih yang kemungkinan masuknya besar,” katanya.
Selain itu, Ester menegaskan bahwa calon peserta didik baru tidak akan dipersulit oleh sekolah yang ada. Karena asalkan memenuhi syarat dan sistem yang diikuti, maka tak ada kata dipersulit. Hal tersebut juga tertuang dalam Pergub dan juknis yang sudah dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
“Karena sekolah menjalankan sesuai juknis yang ada. Kalau sulit bisa datang ke sekolah nanti dibantu. Bisa juga telefon ke hotline kami. Kita sudah siapkan panitianya. Kami berikan bantuan kepada masyarakat yang kesulitan,” ujar Ester.
Dia juga menegaskan bahwa tidak ada tes kurikulum ataupun akademik yang diberikan Dinas Pendidikan Jawa Barat kepada masing-masing peserta didik. Hal tersebut karena Disdik Jabar percaya kepada nilai dari semester satu hingga lima di SMP masing-masing. Kalaupun ada tes itupun tes prestasi.
“Kita ada tes prestasi olahraga, seni, dan hafiz Quran. Untuk menyesuaikan sertifikat dengan kemampuan dari calon peserta didik. Jadi tidak ada tes akademik perseorangan,” tambahnya.
KCD Pendidikan Wilayah X juga mengimbau agar masyarakat yang ingin memasukan ke PPDB 2021 agar bisa minimal 1 tahun berada di lokasi tempat tinggal sekarang. Hal tersebut dikarenakan data Disdik Jabar sudah tersinkronisasi dengan Disdukcapil Kota Cirebon. “Kalau belum genap satu tahun tidak akan masuk ke sistem. Karena ada koneksi PPDB dan Disdukcapil. Jadi sah-sah saja memindahkan anaknya ke daerah sekolah favorit. Tapi minimal 1 tahun di sekitaran lokasi tersebut,” tutup Ester. (awr/jerrel)