Pedagang sembako, Rahmat, justru bingung. Tak habis pikir. Dia tak siap menghadapi kenaikan harga lagi jika kebijakan itu telah berlaku. Jelas Rahmat tak setuju. Karena selain memberatkan pedagang, sudah pasti dia harus meladeni pertanyaan dari konsumen. Mengapa, kenapa, harga terus naik.
Pertanyaan seperti itu lazim diterima pedagang di Pasar Jagasatru. Khususnya ketika ada harga kebutuhan yang naik. “Pasti akan memberatkan pembeli juga. Daya beli akan turun. Pembeli juga akan engap (kewalahan, red) kalau kebutuhan pokok terus-terusan naik,” tukas Rahmat.
Kondisi tersebut membuat dilema pedagang. Sedang yang hanya bisa mereka lakukan adalah menerima. Juga mengatur dan menyesuaikan harga jual ke konsumen. Tak mengambil untung lebih. Tapi protes dari pembeli hampir pasti selalu dialami. “Kalau sudah seperti itu mau bagaimana, berbuat apa,” tuturnya.
TAK MENGERTI PPN, KALAU
HARGA NAIK JELAS TAK SETUJU
Tiga pedagang tersebut hanya populasi kecil. Tapi cukup mewakili para pedagang lain. Karena siapa sih yang setuju harga terus naik dan terus-terusan menerima komplen dari konsumen? Bukan nambah untung malah buntung.
Pedagang-pedagang itu belum mendengar, bahkan membaca kabar terhadap rencana pemberlakuan PPN. Namun jika PPN berimbas pada kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, mereka tegas mengatakan tidak setuju.
Tak hanya bagi pedagang. Sebagai konsumen pembeli juga merasa kecele. Apalagi bagi mereka yang membeli kebutuhan pokok untuk keperluan dagang makanan jadi. Seperti rumah makan atau warteg. “Sampai kapan akan naik terus? Sekarang nyari uang aja sudah susah,” sesal Kusmini, pembeli asal Kabupaten Cirebon yang membuka bisnis warung makan rumahan.
Lagi, Kusmini tak tahu-menahu soal rencana pemberlakuan PPN tersebut. Yang dia inginkan hanya harga kebutuhan pokok yang terjangkau. Stabil. Tak terus merangkak. “Biar ada PPN, kalau harga sembako tetap murah ya terserah,” jelasnya.
Susanti, pembeli lain, juga tak mengharapkan pengaruh PPN terhadap kenaikan harga-harga kebutuhan pokok. Menurutnya, pasca Idulfitri kemarin sudah sangat memberatkan. Khususnya bagi harga daging dan tahu-tempe yang melonjak. Tidak bagi harga cabai.