Kapan Jualan Kota Tua?

Kapan Jualan Kota Tua?
0 Komentar

Wacana Pemkot Cirebon menata kawasan kota tua di sekitar Pelabuhan, Pasuketan, Lemahwungkuk, dan sekitarnya terus bergulir. Hingga saat ini belum ada realisasi yang pasti. Belum banyak yang berubah.==========GEDUNG British American Tobacco (BAT) di Jl Pasuketan itu jadi pusatnya. Sekitar 150 meter menyebrang, sampai di Bank Mandiri. Letaknya bersebelahan dengan Vihara Dewi Welas Asih. Ke selatan ada Gedung Bank Indonesia. Juga tak jauh dari Kantor Pos Indonesia. Magnet sejarah Kota Udang, di antara sepelemparan batu.
Saling berdekatan. Semua bangunan tua. Memiliki sejarah masing-masing. Setidaknya orang punya alasan ketika ingin berkunjung. Vihara Dewi Welas Asih usianya sudah 425 tahun. Bank Indonesia terkenal dengan megahnya. Juga dinanti adalah rampungnya revitalisasi Taman Kebumen di Jl Kebumen. Di sana, menjadi ruang terbuka hijau dengan banyak spot menarik. Khususnya bagi kaum muda.
Dukungan terhadap kawasan Kota Tua itu juga berhembus dari para pengurus di Vihara Welas Asih. Bagian ritual vihara setempat, Liu Phing Fong, menyambut baik rencana pemkot. Salah satu yang diharapkan adalah bangkitnya ekonomi warga sekitar. Juga nama Cirebon akan terangkat. Melalui sejarah yang kaya akan cerita.
Liu juga tak keberatan menjadi pendamping para wisatawan untuk menjelaskan tiap sudut bagian dari vihara. Jika dibutuhkan. “Silakan. Kami sangat terbuka bagi siapapun yang ingin tahu tentang vihara di sini,” tuturnya kepada Radar Cirebon kemarin.
Liu termasuk yang melihat peluang kawasan wisata sejarah di lingkungan vihara. Ya, di jalan-jalan ikonik yang saling menghubungkan itu. Antara Jl Benteng, Jl Kantor, Jl Yos Sudarso, Jl Kebumen, Jl Pasuketan dan Jl Talang. Dia juga membandingkan dengan Kota Tua Semarang yang berhasil. Wisatawan nusantara banyak berkunjung ke sana. Itu, karena, kata Liu, promosi dan penataan yang berhasil. “Kota Cirebon, di lokasi ini (sekitar vihara, red) seharusnya tidak kalah,” jelasnya.
Biokong Vihara Dewi Welas Asih, Suhendra, juga menyadari peluang Kota Tua Wisata itu. Sama seperti Liu, dia juga tak keberatan jika vihara mendadak ramai dikunjungi banyak orang. Menurutnya, potensi sejarah bisa tergali. Sehingga menarik banyak wisatawan untuk datang. “Tinggal bagaimana mengelola dan mengemasnya,” ungkapnya.

0 Komentar