Penambahan kasus Covid-19 di sejumlah rumah sakit makin memprihatinkan. Salah satunya di Rumah Sakit Daerah Gunung Jati (RSDGJ) Cirebon. RSDGJ merupakan rumah sakit rujukan nasional yang menampung pasien Covid-19 dari dan luar Kota Cirebon.JERRELL ZEFANYA T, Cirebon
KONDISI penanganan pasien Covid-19 di RSDGJ diutarakan dr Oom Nurrohmah Sp.PD. Dia merupakan dokter spesialis penyakit dalam dan Komite Medis RSD Gunung Jati sekaligus dokter Covid-19.
Oom mengatakan kondisi Intensif Care Unit (ICU) di RSDGJ saat ini sudah mencapai titik tertingginya. Saat ini masih memerlukan lagi ruangan yang memadai, lengkap dengan fasilitasnya. Di antaranya high flow nasal dan juga ventilator.
“Untuk ICU kita ada level sedang, berat, kritis, yang harus lebih intensif, ketat, periodik, dan sigap dalam 24 jam untuk perubahan setipa pasien. Kita pantau ketat. Kalau sekarang kita kewalahan. Karena kewalahan, kita itu pasien di luar ICU yang memerlukan perawatan setingkat berat itu banyak yang akhirnya mereka menunggu,” ujar Oom, kemarin.
Dijelaskan, rata-rata saat ini perawatan intensif itu lebih banyak dibutuhkan daripada perawatan biasa. Sehingga, ruangan yang bisa merawat pasien biasa harus melakukan pelaksanaan perawatan dengan standar ruangan ICU. “Monitor, evaluasinya harus setingkat ICU. Kalau ruangan biasa bisa sekian perawat atupun pasien, sementara untuk ruangan ICU harus dilengkapi perawat yang spesialis. Jadi kewalahan tetap sama, di ruang biasa yang sudah digunakan setingkat kelas berat ataupun ICU,” katanya.
Sejauh ini, pihaknya telah mendata beberapa waiting list pasien Covid-19. Hingga siang kemarin sebanyak 13 orang yang tidak dapat memasuki ruangan ICU. Oom merasa kasihan karena 13 pasien ini harus dilakukan monitoring dengan sarana dan jumlah SDM yang bukan level ICU.
“Kalau mau menjerit, kita menjerit banget lah. Menurut saya, sekarang sudah gawat darurat level menyeluruh. Kita di rumah sakit rujukan sudah teriak dan menjerit. Semua bala bantuan, dana, perhatian harus terfokus pada kondisi sekarang. Jangan sampai tidak dicukupi atau tidak dibantu. Kami yang lihat kondisi di lapangan. Kita butuh ruang ICU tambahan,” ujar Oom.