Kami Tak Pernah Covid-Kan Orang, Kami Juga Tak Mau Ada Covid-19 Ini

Kami Tak Pernah Covid-Kan Orang, Kami Juga Tak Mau Ada Covid-19 Ini
0 Komentar

“Mereka (pasien Covid-19) butuh ke ICU, kita yang ada di depan mata pasien perasaannya gimana ya. Apalagi yang akan diperbuat? Perang batin karena kondisi kurangnya ICU dan alat,” tambahnya.
Dalam kondisi ini, sambung Oom,  tenaga kesehatan tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan. Utamanya ketika melihat salah satu pasien meninggal dunia dalam keadaan Covid-19 dan tak bisa diselamatkan. “Kemarin ada ibu hamil yang meninggal. Kita sangat terpengaruh kondisi kestabilan. Tapi kita tidak boleh drop dan terlalu larut. KJarena kalau drop, siapa yang bisa menangani. Kondisi sekarang kuat-kuatan. Yang paling utama kita pelihara imun kita agar tidak drop,” tandas Oom.
Dalam sebulan terakhir ini sudah ada 20 perawat dan 2 dokter umum yang mendapat penanganan lebih lanjut karena terpapar Covid-19. “Kalau lihat secara umum, kami juga bertanya kapan sih selesainya? Tidak ada yang merasa enak dengan kondisi ini. Covid-19 itu ada dan nyata terjadi,” tegasnya.
Dia juga mengharapkan masyarakat bisa terus taat pada anjuran pemerintah dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Selain itu, masyarakat diharapkan tak berprasangka buruk terhadap tenaga kesehatan.
“Kami harap bisa kerja sama, saling support dari masyarakat agar mengurangi beban lelah psikis kami. Kalau semua itu ada, kan enak. Kami tidak pernah meng-covid-kan orang. Kami juga tidak mau ada Covid-19 ini. Tolong bantu kami,” tutup Oom. (*)

Laman:

1 2
0 Komentar