RADARCIREBON.ID – Ternyata perjuangan panjang melawan kanker payudara itu sudah dimulai sejak zaman Mesir Kuno. Hingga sekarang, penyakit ganas ini, masih menjadi ancaman bagi kaum wanita.
Jumlah penderitanya juga sudah sangat tinggi dan terus bertambah. Di Indonesia, misalnya, ada 18 dari 100 ribu wanita yang menderita kanker ini.
Menarik memang membahas soal sejarah panjang kanker payudara. Hal ini bukan hanya sekadar soal penyakit. Tetapi juga soal perjuangan manusia melawan, belajar dan memberikan harapan bagi penderitanya.
Baca Juga:Gua Batu Cermin, Koleksi Fosil Purba dari Perut Bumi Labuan Bajo, Menarik Untuk DikunjungiAgak Langka, Ketua TP PKK Brebes Seorang Pria, Ikuti Jejak Suami Mantan Walikota Semarang
Hal ini sesuai dengan unggahan Valinisa melalui media sosial X. Penggiat media sosial ini begitu lengkap membahas sejarah panjang kanker payudara tersebut.
Data soal kanker payudara, datang dari Mesir Kuno, sekitar 3000-1500 SM. Ada dokumen kuno bernama Papirus Edwin Smith, salah satu catatan medis tertua di dunia, yang menyebutkan penyakit itu.
Catatan ini menyebutkan, kasus “benjolan di payudara” yang keras, tak bisa disembuhkan, dan kadang justru menyebar.
Orang Mesir waktu itu sudah mengidentifikasi adanya penyakit aneh di payudara. Tapi mereka cuma bisa melihat dan bertanya, penyakit apa gerangan, karena belum ada teknologi medis seperti sekarang.
Mereka bahkan mencoba mengobati dengan banyak cara. Di antaranya dengan membakar kulit di atas benjolan. Hampir dipastikan sangat sakit.
Pada Zaman Yunani Kuno, sekitar 400 SM, dokter legendaris Hippocrates, bapaknya kedokteran barat, sudah mulai membicarakan soal kanker.
Dia nyebut penyakit ini “karkinos”, yang artinya kepiting dalam bahasa Yunani. Sebab, bentuk tumornya memang seperti kaki-kaki kepiting yang menyebar.
Baca Juga:Di Tiongkok, Harga Mobil BYD Turun Hingga 34 Persen, Kapan Berlaku di Indonesia?Trump vs Elon Musk Belum Usai, LA Diguncang Bentrokan Brutal, Mobil Dibakar dan Toko Dijarah
Hippocrates membahas teori bahwa kanker payudara muncul gara-gara ketidakseimbangan “cairan tubuh”; darah, lendir, empedu kuning, dan empedu hitam. Meskipun teorinya tidak benar-benar bener tepat, ini langkah awal manusia mencoba paham penyakit ini.
Pada zaman Romawi, dokter seperti Galen, pada abad ke-2 M, mengembangkan teori Hippocrates. Galen menyebut kanker payudara lebih sering muncul di wanita yang tidak menstruasi teratur atau yang stres. Meskipun belum 100 persen benar, tapi sudah mulai sadar ada pola tertentu.
Kemudian pada Abad Pertengahan (500-1500 M), ilmu kedokteran kurang berkembang. Sebab, paradigma agama dan takhayul di masa itu yang justru berkembang pesan.