Perjuangan Panjang Melawan Kangker Payudara, Dari Mesir Kuno Hingga Kini, Ancaman Serius Kaum Wanita

kanker payudara
Perjuangan melawan kanker payudara itu sudah dimulai sejak zaman Mesir Kuno. Hingga sekarang, penyakit ganas ini, masih menjadi ancaman bagi kaum wanita. Foto: Istimewa - radarcirebon.id
0 Komentar

Kanker payudara dianggap sebagai kutukan atau akibat dosa. Pengobatannya pun lebih ke arah doa, ramuan herbal, atau malah tak diobati sama sekali.

Tapi, ada beberapa dokter dari Jazirah Arab, Avicenna mencoba membuat catatan soal tumor payudara. Dia mengusulkan operasi sederhana, meski tanpa anestesi.

Baru di masa Renaisans, sekitar abad 15-16, orang mulai berani mengotopsi tubuh manusia. Dokter-dokter, seperti Andreas Vesalius membongkar-bongkar tubuh untuk tahu anatomi, termasuk tumor payudara.

Baca Juga:Gua Batu Cermin, Koleksi Fosil Purba dari Perut Bumi Labuan Bajo, Menarik Untuk DikunjungiAgak Langka, Ketua TP PKK Brebes Seorang Pria, Ikuti Jejak Suami Mantan Walikota Semarang

Di abad 18, dokter Prancis Jean Louis Petit mulai mengembangkan teknik operasi buat mengangkat tumor payudara. Ini menjadi cikal bakal mastektomi atau operasi angkat payudara.

Di abad 19, ilmu kedokteran makin maju. Dokter seperti William Halster, membikin teknik mastektomi radikal. Yakni mengangkat seluruh payudara plus otot dan kelenjar getah bening di sekitarnya.

Hal ini menjadi standar pengobatan kanker payudara sampai abad ke-20, meski efek sampingnya berat untuk pasien.

Masuk abad ke-20, ilmu soal kanker payudara meluas. Beberapa poin penting, di antaranya soal Mikroskop dan Biopsi. Dokter mulai bisa melihat sel kanker di bawah mikroskop, menjadi diagnosanya lebih akurat.

Kemudian soal Radioterapi dan Kemoterapi. Di awal abad-20, sinar-X mulai dipakai membuat kelawan kanker. Terus, di tahun 1940-an, kemoterapi mulai dikembangkan

Setelah itu ada Hormon dan Genetik. Di tahun 1970-an, peneliti menemukan bahwa hormon seperti estrogen bisa berperan di kanker payudara. Obat seperti Tamoxifen menjadi terobosan besar.

Plus, di tahun 1990-an, gen BRCA1 dan BRCA2 ditemukan. Hal ini yang membuat paham kanker payudara bisa dituruni lewat gen

Baca Juga:Di Tiongkok, Harga Mobil BYD Turun Hingga 34 Persen, Kapan Berlaku di Indonesia?Trump vs Elon Musk Belum Usai, LA Diguncang Bentrokan Brutal, Mobil Dibakar dan Toko Dijarah

Hari ini, kanker payudara sudah jauh lebih gampang dideteksi berkat mamografi, USG, dan MRI. Pengobatannya juga lebih manusiawi, tak selalu harus mengangkat payudara, tapi bisa lewat operasi kecil (lumpektomi), radiasi, kemo, atau terapi hormon.

Bahkan, ada imunoterapi yang lagi dikembangkan. Kesadaran soal deteksi dini, seperti periksa payudara sendiri (SADARI), juga membikin angka harapan hidup naik drastis.

Kanker payudara sudah dikenal dari ribuan tahun lalu, tapi dulu orang cuma bisa menebak dan berdoa. Baru di abad modern, mulai paham kanker payudara, penyebab dan cara mengatasinya.

0 Komentar