Mengenai anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan, Edo mengaku belum bisa menjelaskan berapa banyak uang yang harus dikeluarkan. Karena, lanjutnya, masih belum dibahas dengan tim ahli.
“Kita lihat nanti kemampuan kas daerah berapa, yang dibutuhkan berapa, lalu kita bicara. Jadi kita sesuaikan dengan anggaran. Kalau disampaikan tadi, semua harus diperbaiki, tapi masih aman,” tandasnya.
Seperti diketahui, Gedung Setda dibangun pada tahun anggaran 2017 hingga 2018. Dibangun 8 lantai, menelan anggaran hingga Rp86 miliar. Proyek ini dikerjakan PT Rivomas Penta Surya. Dari hasil audit, ada selisih hasil pekerjaan yang jadi temuan Rp11,8 miliar yang diusut Kejari Kota Cirebon.
Baca Juga:Gaji Guru di Cirebon: Semangkuk Bakso dan Rp180 Ribu Per BulanAhli K3: Baiknya Kosongkan Gedung Setda Kota Cirebon
Terpisah, praktisi hukum Gunadi Rasta mengatakan kasus ini sudah cukup lama. “Masalah Gedung Setda ini tidak perlu lagi membangun drama demi drama. Masyarakat butuh bukti. Buktikan kalau hukum tidak tajam ke bawah sementara ke atas cuma retorika,” terang Gunadi.
Korupsi, menurut Gunadi, selalu berjamaah. Tidak bisa korupsi itu dilakukan sendirian. “Jadi semestinya penanganan Gedung Setda bisa lebih cepat. Jangan setiap ganti pejabat statemen sama, sedang dalam penyidikan. Hal ini akan berakibat dan berdampak di mana masyarakat tidak percaya lagi,” tandasnya. (abd/cep)