RADARCIREBON.ID – Sebagai kota nonprodusen pangan, Kota Cirebon sangat bergantung pada pasokan dari luar daerah. Sekitar 96 persen kebutuhan bahan pokok, seperti beras, cabai, daging, dan telur, didatangkan dari wilayah lain.
Kondisi ini membuat kota ini rentan terhadap gejolak harga bila pasokan tersendat.
Untuk mengantisipasi hal itu, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Cirebon menggencarkan kerja sama lintas daerah dengan para pelaku usaha pangan dan kelompok tani di luar kota.
Baca Juga:RA Tahfiz Quran Attaqwa Gelar Outing Class PanahanBimtek dan Uji Kompetensi Pengurus Koperasi
Upaya ini bukan sekadar transaksi jual beli, melainkan bentuk kolaborasi jangka panjang guna menjaga kestabilan pasokan dan harga.
Kepala DKP3, Elmi Masruroh, menjelaskan bahwa produksi padi di Kota Cirebon hanya sekitar 1.000 ton per tahun, jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan warganya.
Karena itu, Cirebon harus pandai membangun jejaring dengan daerah produsen.
Salah satu langkah nyata adalah melalui program Warung Peduli Inflasi (Waduli), hasil kolaborasi Pemkot Cirebon dan Bank Indonesia.
Program ini menjadi percontohan distribusi langsung produk pangan dari daerah mitra ke masyarakat kota.
Beberapa kerja sama telah dijalin, termasuk dengan Gapoktan Sri Makmur dari Indramayu yang akan memasok beras premium untuk pasar Cirebon.
Ke depan, DKP3 juga menyiapkan perluasan kerja sama untuk komoditas lain seperti telur, cabai, bawang, dan daging ayam.
Agar program ini berkelanjutan, Pemkot tengah menyiapkan Peraturan Wali Kota sebagai dasar hukum distribusi lintas daerah, termasuk skema subsidi biaya angkut dan kemasan bagi produk Waduli.
Baca Juga:Baru 22 dari 48 SPPG di Cirebon Miliki SLHS, Pemkab Akui Sulit Koordinasi dengan Korwil BGNRumah Tambi Jadi Ikon Tabalong, Sekolah Alam dan Ruang Kreatif Anak Muda Cirebon
Subsidi tersebut dirancang agar Waduli dapat menjual di bawah harga pasar saat terjadi lonjakan harga, demi menjaga daya beli masyarakat.
“Kami ingin memastikan pasokan pangan di Kota Cirebon tetap terjamin dan masyarakat tidak terdampak signifikan saat harga bergejolak,” ujar Elmi Masruroh, Rabu (22/10/2025). (ade)