INDRAMAYU – Agung Budiman, pria asal Desa Tamansari, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, yang dikenal dengan nama panggung “Dalang Pelo,” resmi dikukuhkan sebagai Da’i Standardisasi Majelis Ulama Indonesia (MUI Pusat) Tahun 2025.
Pengukuhan dalam tajuk “Wisuda Akbar Standardisasi Dai 2025 dan Halaqah Dakwah”, diselenggarakan oleh Komisi Dakwah Dewan Pimpinan MUI, akhir pekan kemarin, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.
Hal tersebut menjadi momentum penting dalam perjalanan dakwahnya, yang memadukan ajaran Islam dengan seni budaya tradisional wayang kulit.
Baca Juga:Sedekah Subuh untuk Lansia, Gerakan Pemuda Pangkalan Tanpa PamrihSiaga Bencana, Pemcam Sukagumiwang Pantau Tanggul Cimanuk yang Kritis
Agung dikukuhkan setelah melalui proses seleksi ketat yang diikuti oleh 500 peserta dari seluruh Jawa Barat, di gedung Bank Indonesia, Bandung, pada 25 Agustus 2025 lalu.
Dari jumlah tersebut, disaring menjadi 100 da’i, lalu disaring lagi hanya 6 da’i yang berhasil lolos dan memenuhi standar MUI Pusat.
Usai dikukuhkan, Agung menyampaikan rasa syukur sekaligus komitmennya untuk terus menebarkan dakwah yang damai, moderat, dan selaras dengan nilai-nilai syariat.
“Dakwah tidak harus di mimbar. Melalui wayang, saya ingin menyampaikan nilai Islam dengan cara yang menggembirakan, menyentuh hati, dan membumi. Dakwah itu seni menyentuh hati,” ujarnya, kemarin.
Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Prof KH Ma’ruf Amin, dalam sambutannya menekankan pentingnya peran da’i sebagai Al-Muslihun atau pembawa perbaikan, dalam kehidupan beragama dan sosial.
Ia menilai, proses standardisasi da’i merupakan langkah penting agar dakwah memiliki batasan dan arah yang jelas.
“Saya ucapkan selamat kepada para da’i yang kini telah memenuhi standar. Dulu kita punya misi sertifikasi, dan kini terwujud agar para da’i memiliki dhawabit atau pedoman dalam berdakwah,” ungkapnya.
Baca Juga:PENTING! Begini Cara Lapor Polisi Jika Motor Dirampas 'Debt Collector'PT Can Sports Industrial Indonesia Ekspor Perdana Sepatu dari Pabrik Majalengka
Perjalanan dakwah Agung Budiman bermula dari kecintaannya terhadap seni pedalangan. Melalui tokoh-tokoh wayang ciptaannya, ia menyampaikan pesan-pesan moral, nilai keislaman, serta semangat kebangsaan dengan cara yang ringan, dan mudah diterima lintas generasi. Pendekatan ini menjadikannya dikenal sebagai da’i yang inovatif, dan dekat dengan masyarakat.
Pihak MUI Pusat juga mengapresiasi kiprah Agung Budiman yang dinilai berhasil menghadirkan dakwah berwawasan Islam Wasathiyah, Islam moderat yang berpadu dengan kearifan lokal.
