3 Faktor Penyebab Banjir Rob Pesisir Kota Cirebon

banjir-rob-kota-cirebon
Banjir rob merendam kawasan permukiman di Cangkol Utara, Kota Cirebon, Kamis (4/6). Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

Banjir rob merendam sebagian kawasan pesisir Kota Cirebon dalam tiga hari terakhir. Setiap pukul 15.00 WIB, air biasanya mulai naik ke daratan dan merendam kawasan permukinan penduduk hingga jalanan.

WARGA di pesisir pantai Kota Cirebon mulai bosan. Sudah empat hari mereka kebanjiran. Nyaris setiap sore. Di waktu air laut mulai pasang. Kondisi ini terjadi karena elevasi rendah pesisir Pantai Kota Cirebon. Namun, ada juga yang disebabkan buruknya sistem drainase. Seperti di Kampung Karang Anom, Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk.
Warga melakukan upaya seadanya. Menutup akses jalan untuk menghindari terjadinya sapuan gelombang kendaraan. Genangan dengan tinggi hampir 50 cm itu, selain mengganggu aktivitas warga, juga mengotori rumah mereka. Apalagi, genangan air nyaris setiap sore hingga malam hari masuk ke kawasan permukiman.
Berdasarkan pantauan Radar Cirebon, di sekitar aliran Sungai Cipadu, perbatasan RW 07 Kesunean Utara Kelurahan Kasepuhan dengan RW 06 Cangkol Selatan, air mulai pasang pada sore hari.
Banjir rob yang terjadi kemarin setinggi 30 hingga 50 cm. Akibat terus tergenang banjir setiap sore hingga malam, membuat warga terserang penyakit gatal-gatal.
Aktivitas warga juga sangat terganggu. Sudah 4 hari ini banjir rob telah mengakibatkan ratusan rumah warga di pesisir Kota Cirebon dari Kampung Pesisir, Cangkol, Kesunean hingga Karanganom terendam. Selain itu, jalan jalan kampung juga ikut tergenang.
“Semakin hari ketinggianya makin naik. Warga juga mengeluh, pada kena gatal-gatal kakinya. Terutama yang anak anak,” kata Sukarya Ketua RW 07 Kesunean Utara, kepada Radar Cirebon.
Menurut Sukarya, genangan dengan tinggi hampir 40 cm itu, selain mengganggu aktivitas warga, banjir juga mengotori rumah rumah warga. Sehingga tak sedikit warga yang membuat penghalang di depan pintu untuk mencegah air.
Warga bahkan menutup akses jalan kampung yang tergenang rob untuk menghindari terjadinya sapuan gelombang dari kendaraan. “Kalau ada kendaraan lewat airnya nyiprat ke rumah. Jadi masih meniding ditutup,” tukasnya.
Dirinya berharap agar ada perhatian dari pemerintah terkait hal tersebut. Pasalnya sejak terjadi banjir rob di kampungnya, belum ada sedikitpun bantun dari pemerintah kepada warga yang terdampak.

0 Komentar