7 Dokter Yang Rela Hidup Miskin Demi Menolong Pasien Nya

DOKTER
7 Dokter Yang Rela Hidup Miskin Demi Menolong Pasien Nya
0 Komentar

3. Dr. Denis Mukwege dari Kongo

Selama 14 tahun, Dr. Denis Mukwege merawat pasien dengan sumber daya seadanya di tengah peperangan. Rumah sakit Dr. Mukwege digerebek dan dihancurkan bersama pasien-pasien yang ada di dalamnya, dua kali.

Dan bahkan kedua kalinya mereka harus melarikan diri agar tidak sampai tewas terbunuh.

Dr. Mukwege menerima korban perkosaan dengan luka peluru di alat kelamin dan paha, dan tiga bulan kemudian 45 wanita datang dengan cerita yang sama. Sampai hari ini, Dr. Mukwege telah membantu sekitar 30 ribu wanita yang mengalami kekerasan seksual selama peperangan di Kongo. Ia menggunakan pendekatan psikologis, perawatan bedah, dukungan sosial dan ekonomi, serta hukum.

Baca Juga:7 Rokok Termahal di Dunia5 Lapangan Golf Terbaik di Indonesia

25 Oktober 2012, ada serangan yang nyaris merenggut nyawa Dr. Mukwege, kemudian ia dan keluarganya melarikan diri ke Eropa.

Kurang dari setahun, Dr. Mukwege terinspirasi untuk melanjutkan pertarungannya lagi. Ia berusaha menolong para wanita Kongo dan membebaskan mereka dari segala kepentingan peperangan.

4. Dr. Tom Catena dari Sudan

Dr. Tom Catena adalah seorang dokter misionaris Amerika yang kemudian tinggal dan bekerja di pegunungan Nuba, Sudan sejak 2008.

Ketika serangan dimulai, pada Juni 2011, Dr Tom memutuskan untuk tetap tinggal. Namun keadaan sangat memburuk di sana, karena serangan terhadap militan menjadi serangan habis-habisan terhadap penduduk Nuba. Kala itu, warga sipil secara massal dieksekusi dan dikuburkan massal.

Dr. Tom adalah satu-satunya ahli bedah yang memenuhi syarat untuk melakukan operasi di Nuba. Dan setiap hari ia melakukan operasi terhadap ratusan pasien.

Ia pernah menghadapi pasien terburuk dengan kondisi tubuh luka parah akibat bom. Dr. Tom khawatir bahwa pegunungan Nuba akan menjadi Darfur kedua jika serangan udara dan pembantaian terus dilakukan.

Peperangan tersebut membawa kelaparan, penyakit, serta kondisi yang semakin buruk. Bahkan mirisnya, pemerintah Sudan menolak bantuan dari organisasi kemanusiaan ke negara itu.

Baca Juga:7 Kisah Kapal Hantu Legendaris yang Paling Mencekam5 Kapal Pesiar Terbesar di Dunia

5. Dr. Gino Strada, dari Sudan, Afghanistan sampai Irak

Rumah sakit Salam Centre di Sudan adalah seperti harapan satu-satunya bagi korban peperangan di Sudan. Menawarkan berbagai pertolongan medis seperti operasi jantung tingkat pertama secara gratis pada pasien.

0 Komentar