Andalkan Dropping Air Bersih

kekeringan-argasunya
Salah satu daerah aliran sungai yang melewati Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti. Kawasan selatan Kota Cirebon rawan mengalami kekeringan di musim kemarau. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

CIREBON – Setiap musim kemarau, wilayah selatan Cirebon, hampir selalu mengalami kekeringan. Tahun ini, walaupun belum ada laporan kekeringan yang krusial. Namun debit di sejumlah mata air yang biasa dimanfaatkan warga telah mengalami penyusutan.
Pada tahun lalu, kekeringan yang melanda juga dipengaruhi oleh fenomena el nino yang membuat musim kemarau bertambah panjang. Namun khusus di wilayah Cadasngampar, Kopi Luhur dan Cibogo, kekeringan sudah rutin terjadi setiap kali datang musim kemarau.
Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) Kota Cirebon, Ir Agung Sedijono mengakui, untuk menanggulangi dampak bencana kekeringan masih belum bisa dilakukan secara maksimal. Hal itu dikarenakan KPBD masih belum memiliki mobil tangki untuk melakukan dropping air di sejumlah wilayah tersebut.
Meski demikian, penanggulangan terhadap dampak kekeringan biasanya dilakukan oleh Perumda Air Tirta Giri Nata dan beberapa instansi lain yang biasanya rutin melakukan distribusi di titik titik yang terdampak kekeringan cukup parah.
“Tahun ini sudah diajukan anggaran untuk mobil tangki air, namun karena adanya Covid-19, anggaranya di-refocusing,” kata Agung, kepada Radar Cirebon, Jumat (7/8).
Disampaikan dia, penanggulangan bencana kekeringan akan dilakukan oleh instansi yang memiliki air. Konsepnya setidaknya sama dengan tahun lalu yakni mengirimkan dropping air bersih ke lokasi yang terdampak.
Mulanya, KPBD memang mengajukan mobil tangki air. Dengan harapan, personel KPBD akan lebih intens mendistribusikan air bersih ke titik titik yang mengalami dampak kekeringan. “Tahun depan akan kami usulkan kembali. Karena hal itu akan mempermudah pelaksanaan penanggulangan bencana kekeringan,” lanjutnya.
Agung menambahkan, saat ini penanganan bencana masih difokuskan untuk penanganan Covid-19. Pemerintah Provinsi Jawa Barat sendiri belum melayangkan surat edaran tentang status siaga kekeringan kepada kota dan kabupaten se Jawa Barat.
Kendati begitu, KPBD siap melaksanakan tugas yang berkaitan dengan penanggulangan bencana kekeringan.  “Warga juga sebenarnya sudah tahu apa yang harus dilakukan. Karena memang bencana kekeringan ini sudah terjadi setiap kali musim kemarau. Namun kami juga akan tetap melakukan tugas tugas penanggulangan bencana sesuai dengan tupoksi kami,” tukasnya.

0 Komentar