Bahan Baku Masih Langka

Bahan Baku Masih Langka
0 Komentar

Kerap Terjadi Penyelundupan Rotan Keluar Negeri
SUMBER – Kebutuhan bahan baku rotan di Cirebon mencapai 500 ton per bulan. Kebutuhan itu masih didominasi dari Kalimantan yang mencapai 70 ton per bulan. Selebihnya berasal dari Sulawesi. Akibat kekurangan bahan baku, produksi kerajinan rotan di Cirebon terkendala. Padahal, produksi kerajinan rotan sudah tembus pasar internasional.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kabupaten Cirebon, H Deni Agustin SE mengatakan, penghasil bahan baku adanya di Kalimantan, Sulawesi, Aceh, dan beberapa daerah di Sumatera.
Persoalannya, kerap terjadi penyelundupan bahan baku ke luar negeri. Sehingga, terjadi kekurangan bahan baku. “Memang, sebelum-sebelumnya diakui oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) banyak terjadi penyelundupan rotan ke luar negeri. Ini harus dicegah,” ujar Deni, kepada Radar Cirebon, kemarin (30/10).
Menurutnya, upaya pencegahan terus diupayakan dan dikoordinasi dengan berbagai pihak. Utamanya, dengan pelaku industri rotan untuk membentuk tata kelola perdagangan bahan baku.
Bahkan, belum lama ini pihaknya telah melakukan zoom meeting dengan menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi yang juga diikuti Kementerian Perdagangan dan Perindustrian serta Pemprov Kalimantan Selatan sebagai perwakilan daerah penghasil rotan. KLH juga terlibat.
Kesimpulannya, ada beberapa hal yang disepakati. Di antaranya, ke depan, tidak lagi ada wacana membuka keran impor rotan. Semuanya digunakan untuk bahan baku rotan dalam negeri. Gagasan itu diharapkan bisa menarik investasi mancanegara masuk ke dalam negeri.
“Kami juga mendorong KLH negara untuk hadir, tata kelola perdagangan rotan dalam negeri. Sehingga bisa mendorong terus tumbuhnya industri rotan di hulu maupun di hilir,” paparnya.
Kemudian, muncul kesepakatan dan titik temu dari para pelaku pedagang di hulu, sudah tidak lagi berbicara ekspor bahan baku rotan. “Tapi mendorong agar ada penataan perdagangan tata kelola dalam negeri,” imbuhnya.
Ia menambahkan, untuk mewujudkannya tidak mudah. Makanya, akan dilakukan banyak pertemuan dan koordinasi lebih lanjut. Kemudian, pihaknya juga memastikan, dari segi perhitungan ekonomi, nilainya jauh lebih menguntungkan dengan mengekspor rotan jadi, dibandingkan bahan baku rotan.
Karena, pasarnya sudah jelas. “Intinya ini akan banyak melakukan pembahasan, dan koordinasi lebih lanjut,” pungkasnya. (sam)

0 Komentar