Beijing Kembali Perang dengan Virus Corona setelah Infeksi di Pasar Grosir Terbesar di Asia

Beijing Kembali Perang dengan Virus Corona setelah Infeksi di Pasar Grosir Terbesar di Asia
Warga memakai masker wajah untuk melindungi diri dari infeksi corona virus di sebuah distrik pasar grosir makanan Xinfadi Beijing, Sabtu, 13 Juni 2020. Beijing menutup pasar makanan grosir terbesar di kota setelah penemuan tujuh kasus corona virus dalam dua hari sebelumnya. Foto: AP/Mark Schiefelbein
0 Komentar

BEIJING – Sebuah distrik di Beijing kembali ke “masa perang” dengan virus corona. Ibu Kota Tiongkok itu, melarang pariwisata dan acara olahraga pada hari Sabtu setelah muncul klaster infeksi virus corona yang berpusat di sekitar pasar grosir. Yang dikhawatirkan memicu gelombang baru covid-19.
Empat puluh lima orang dari 517 yang diuji dengan usap tenggorokan di pasar Xinfadi di Distrik Fengtai barat daya kota itu dinyatakan positif terkena virus corona, kata Chu Junwei, seorang pejabat distrik.
Namun, dari mereka yang positif, tidak ada yang menunjukkan gejala covid-19. Kawasan yang diklaim sebagai pasar grosir pertanian terbesar di Asia itu, telah dikunci dengan penjaga 24 jam.
“Sesuai dengan prinsip mengutamakan keselamatan massa dan kesehatan, kami telah mengadopsi langkah-langkah penguncian untuk pasar Xinfadi dan lingkungan sekitarnya,” kata Chu. “Distrik ini dalam mode darurat ‘masa perang’,” tambahnya.
Penutupan pasar dan pembatasan dilakukan karena kekhawatiran muncul gelombang kedua pandemi, yang telah menginfeksi lebih dari 7,66 juta orang di seluruh dunia dan menewaskan lebih dari 420 ribu.
Mereka juga menggarisbawahi bagaimana negara-negara yang telah sukses besar dalam mengekang penyebaran virus, namun masih muncul kluster baru. Seluruh pasar Xinfadi ditutup pada jam 3 pagi pada hari Sabtu (GMT), setelah dua pria yang bekerja di sebuah pusat penelitian daging yang baru-baru ini mengunjungi pasar dilaporkan terinfeksi virus. Tidak jelas bagaimana mereka bisa terinfeksi. (yud/reuters/ap)

0 Komentar