Benarkah Kehamilan Melonjak Akibat WFH?

Benarkah Kehamilan Melonjak Akibat WFH?
0 Komentar

Penerapan work from home, juga pembatasan sosial berskala besar (PSBB) disebut-sebut membuat angka kehamilan di Kota Cirebon melonjak. Namun merujuk data, tidak demikian adanya.

BANYAK beraktivitas di rumah termasuk bekerja, membuat frekuensi pertemuan keluarga menjadi lebih intens. Karenanya, selama pandemi corona virus disease (covid-19), berkembang opini telah terjadi lonjakan kehamilan yang signifikan.
Namun merujuk data yang tercatat di puskesmas, juga dinas kesehatan, angka kehamilan di Kota Cirebon justru menurun dibandingkan data tahun sebelumnya.
Radar Cirebon mengambil sampling angka ibu hamil di beberapa puskesmas. Rata-rata tahun 2020 justru lebih rendah dibandingkan 2019.
Di Puskesmas Pesisir, data kehamilan terhitung Maret-Juni 2019 sebanyak 74. Sedangkan di tahun 2020 dengan periode yang sama, angka kehamilan hanya 50.
Begitu juga data angka kehamilan di Puskesmas Kalitanjung. Data hamil baru tahun 2020 hanya 113. Sedangkan di tahun 2019 jumlahnya 166.
Hal sama juga pada data ibu hamil baru di Puskesmas Kesunean. Tahun 2019 di rentang Maret-Juni jumlahnya 79. Sedangkan di tahun 2020 selama bulan Maret-Juni jumlahnya hanya 70.
Kepala Puskesmas Kalitanjung, dr Walyanah mengatakan, untuk tahun ini kecenderungan data hamil baru memang menurun. Khusunya di wilayah kerjanya.
Hal senada juga diakui Kepala Puskesmas Kesunean, drg Andy B Setiadi. Jumlah bumil tahun 2020 periode Maret-Juni atau selama pandemi covid-19, angkanya lebih kecil dibandingkan tahun 2019. Tahun ini hanya 70 sedangkan tahun 2019 mencapai 79.
Di tempat terpisah, Kepala Sub Bidang Perencanaan Urusan Kesehatan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dinas dan KB, Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D), Maya Damayanti MHKes menyebutkan, lonjakan kehamilan sepanjang pandemi covid-19 sekadar opini yang dikembangkan dan di-blow up.
Padahal, kenyataannya tidak demikian. Menurut Maya, kunjungan ibu hamil (bumil) selama bulan Maret-Juni 2019 sebanyak 1.826 (31,29 persen). Sedangkan kunjungan bumil bulan Maret-Juni 2020 sebanyak 1.662 (29,09 persen dibandingkan antara tahun tahun 2019).
Secara garis besar, tahun 2020 Kota Cirebon mengalami penurunan ibu hamil. Sedangkan untuk data bulan Juli belum masuk. “Untuk Kota Cirebon justru mengalami penurunan,” kata Maya.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes), dr Sri Laelan Erwani menambahkan, tren angka kehamilan di masa pandemi  covid-19 memang menurun. Apalagi bila dibandingkan dengan data tahun 2019. “Malah data kelurahan karena ada Program Kampung Siaga justru angkanya kurang,” tuturnya.

0 Komentar