Bersama CSR Indocement, Bank Sampah Al-Karimah Edukasi Siswa Jaga Lingkungan

BANK-SAMPAH-GOES-TO-SCHOOL
Bank Sampah Al-Karimah yang berdomisili di Desa Cupang, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, berkolaborasi dengan CSR PT Indocement mengglar Goes to School, Senin (2/3). Bank Sampah Al-Karimah Goes to School merupakan upaya edukasi bagi guru dan siswa mengelola sampah di lingkungan sekolah. Foto: Istimewa
0 Komentar

CIREBON – Permasalahan sampah di berbagai tempat tak terkecuali di lingkungan sekolah menjadi bom waktu. Karena sampah di antaranya membuat sedimentasi sungai yang mengakibatkan banjir saat musim hujan.

Kasus banjir di Jakarta beberapa waktu lalu, begitu juga di Cirebon dan Indramayu, misalnya, bukan hanya diakibatkan faktor alam semata. Namun, juga karena ulah tangan manusia yang membuang sampah sembarangan. Akibatnya, sungai-sungai maupun drainase tersumbat dan timbul banjir saat musim hujan seperti yang terjadi saat ini.

Tidak hanya menyebabkan banjir, sampah yang berserakan dan dibiarkan menumpuk bisa menimbulkan bau tak sedap. Selain itu memicu terjadinya penyakit seperti demam berdarah.

Baca Juga:Cegah Paparan Virus Corona, Rencana Tutup Gedung SateFinishing Alun-alun Kejaksan Dimulai Pertengahan Bulan Ini

Karena itu, Bank Sampah Al-Karimah yang berdomisili di Desa Cupang, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, berkolaborasi dengan Coorporate Social Responsibility (CSR) PT Indocement mengglar Goes to School, Senin (2/3). Bank Sampah Goes to School merupakan upaya edukasi bagi guru dan siswa mengelola sampah di lingkungan sekolah.

Bank Sampah Goes to Schol dirasa penting, terutama bagi pendidikan siswa sejak dini dalam menjaga lingkungan dari sampah. Karena sampah di lingkungan sekolah jika dibiarkan berserakan akan mengancam kesehatan siswa.

Padahal jika dikelola dengan baik dapat menghasilkan manfaat bagi lingkungan, bahkan rupiah. “Kita harus mengubah mindset soal sampah yang sebelumnya kumpul-angkut-buang, kini harus diubah
menjadi pilah-kumpul-jual,” kata Ketua Bank Sampah Al-Karimah, Tati Sumiyati.

Menurut Tati, hadirnya bank sampah menjadi salah satu solusi alternatif pengelolaan sampah di sekolah. Namun tidak akan berjalan dengan baik kalau kurangnya partisipasi semua pihak dalam memilah dan menyetorkannya kepada bank sampah.

Ketua pelaksana kegiatan, Tarya, menambahkan, para siswa tak hanya belajar mengenal apa itu sampah, jenis-jenis sampah dan akibat sampah. Namun para siswa juga diberikan tempat sampah.

“Anak-anak bisa mempraktikkan untuk memilah sampah. Sehingga tidak ada lagi sampah-sampah berserakan. Harapannya, sekolah bersih, indah, sehat, dan asri (BISA) dapat terwujud,” kata Tarya. (hsn)

0 Komentar